0

WEB St.AMBROSIUS Buletin bulanan ini untuk kalangan sendiri Edisi 12/II Februari 2018 MENJALIN UMAT MEMBANGUN IMAN WARTA AMBROSIUS SETAHUN PAROKI VILLA MELATI MAS Membangun Tata kelola Yang Baik dan Benar EDITORIAL “Narsis” Juara 1 Festival Green Christmas Penghargaan Kecil Yang Besar Makna Dogma Virginitas Maria Refleksi Teologis Dogma-dogma Maria WARTA UTAMA IMAN KATOLIK Sudahkah Aku Memutuskan Pilihan untuk Tetap SETIA Mari pada masa Prapaskah ini kita membangun tobat, berbagi buah pertolongan lewat berbuat kebaikan, berderma, dan melakukan pelayanan serta menerima sesama dengan sukacita dan damai. Diterbitkan oleh: Komsos Paroki Villa Melati Mas - Gereja St. Ambrosius. Villa Melati Mas Blok 06/26, Serpong Utara, Tangerang Selatan, 021 - 538 6423 http://serpong.santoambrosius.org/sekretariat.stambrosius@gmail.com

EDITORIAL SETAHUN PAROKI VILLA MELATI MAS Membangun Tata Kelola Yang Baik dan Benar S etahun sudah usia Paroki Villa Melati Mas (VMM), yang diresmikan pada 26 Februari 2017, mengarungi perutusannya bersama umat Gereja Santo Ambrosius. Syukur kepada Allah karena umat dapat berhimpun dalam satu Paguyuban menjalankan tuga-tugas liturgia, kerygma, koinonia, diakonia dan martyria. Banyak buah karya pelayanan yang telah kita toreh bersama dan menjadikan kaleidoskop Paroki VMM sederetan cerita yang membanggakan. Biarlah yang membuat kita bahagia saja yang kita upload untuk kita jadikan status, agar dapat menjadi GPS dalam menyusuri perjalanan ke depan. Gereja St. Ambrosius yang semula hanya memiliki beberapa kelompok koor, kini semua Lingkungan (45 Lingkungan) harus bertugas koor dalam Misa. Semula hanya ada 3 Kelompok BIA, kini sudah lebih dari 10 Kelompok BIA di Lingkungan atau Wilayah. Petugas dekorasi Altar saat ini diserahkan kepada masing-masing Pengurus Lingkungan Hidup di Lingkungan. OMK tidak lagi terpusat di Paroki, namun di masing-masing wilayah telah terbentuk susunan pengurusnya, bahkan sebagian telah menjadi panitia Meet and Greet di Paroki. Dan masih banyak lagi buah-buah pelayanan yang berorientasi kepada Lingkungan atau fungsi Organigram Terbalik di Paroki Villa Melati Mas telah berjalan. Masih melekat dalam ingatan kita, bagaimana perjuangan membangun Rumah Allah di Paroki VMM yang begitu berat, baik karena perijinan maupun pembiayaan. Ketika Gereja itu telah berdiri, kini seolah memperoleh bonus hadiah yang turun dari langit karena kita mampu membangun Gua Maria. Kemurahan Tuhan ini kita angkat dalam editorial bukan 2 WARTA AMBROSIUS kesombongan semata, namun sebagai rasa puji syukur kepada Allah yang tak ternarasikan oleh bahasa apapun, karena kita memperoleh begitu banyak kemudahan, banyak umat yang taat azas, banyak umat bersemangat dalam kehidupan menggereja dan banyak umat terlibat dalam setiap kegiatan Gereja. Dan kemurahan yang tak terbayangkan, Paroki Villa Melati Mas mendapat kiriman dari Keuskupan Agung Jakarta, seorang Nakhoda yang piawai, tegas, visioner dan panjang akal. Bagai seorang Master pesulap, dalam sekejap, Pembangunan Gedung Karya Pastoral yang membutuhkan biaya sangat besar, di tangan Romo satu ini, tinggal menghitung hari, sebentar lagi akan berdiri. Setahun Paroki Villa Melati Mas di bawah Penggembalaan Romo Yosef Natalis Kurnianto Pr., jujur, banyak arahan yang mengejutkan dan membawa perubahan ke arah Tatakelola Gereja yang baik, benar dan taat azas. Untuk itu, sebagai domba yang baik selalu mengikuti gembala yang baik. Walaupun terkadang mahal senyum ketika kita santun didepannya, atau tak murah pandang ketika kita sapa, dan tak pernah menatap ketika kita berharap. Ah.... mengapa harus repot, mungkin beliau sedang dalam pergumulan karena terkadang umat bisa menjadi biang penggoda. Mari kita terus bersemangat dalam kehidupan menggereja, menjaga kekudusan gereja, terus melakukan pewartaan, menghadirkan persekutuan, meningkatkan pelayanan dan selalu memberi kesaksian sebagai murid-murid Kristus. (ETS)

Ketaatan yang Membawa Keselamatan Renungan 25 Februari 2018 Bacaan: Kejadian 22:1-2, 9a, 10-13, 15-18 Mazmur 116:10,15,16-17, 18-19 Roma 8:31b – 34 Markus 9:2-10 M enurut Badan Kesehatan Dunia, sebanyak 22% korban tewas dalam kecelakaan adalah pejalan kaki. Penyebab yang terbanyak ternyata ke-tidak-hati-hati-an pejalan kaki sendiri. Salah satunya adalah keengganan menggunakan fasilitas jembatan penyeberangan orang (JPO). Keberadaan JPO kadang dianggap merepotkan. Betapa tidak, tujuan sudah tampak di seberang jalan tapi kita tidak bisa begitu saja menuju ke sana. Jika sedang terburu-buru atau cuaca terik, jarak menuju JPO yang hanya beberapa meter saja bisa jadi berkilo-kilo meter rasanya. Beberapa orang memilih untuk langsung menyeberang dan bikin lalu lintas jadi semrawut. Sekali dua kali dia selamat, tapi berikutnya siapa tahu? Karenanya, setiap manusia dituntut untuk taat pada aturan. Injil Markus hari ini mengisahkan peristiwa transfigurasi, saat Yesus berubah rupa dan dipenuhi cahaya kemuliaan di atas gunung. Yesus tampak berbincang dengan Elia dan Musa. Kejadiannya sungguh indah, membuat Petrus, Yakobus, dan Yohanes terkesima. Petrus bahkan punya ide membangun kemah di sana. Enam hari sebelum Yesus dan ketiga muridnya naik gunung, Ia memberitakan tentang Anak Manusia yang harus menderita, dibunuh, dan bangkit kembali. Yesus juga mengatakan bahwa syarat untuk mengikuti Dia adalah penyangkalan diri dan mau memikul salib. Ketaatan serupa pernah dilakukan Abraham saat hendak menjadikan Ishak sebagai korban bakaran demi mengikuti kehendak Allah (Kej. 22:12). Betapa pedih hati Abraham saat itu. WARTA UTAMA WARTA UTAMA RENUNGAN Masa Prapaskah adalah saat refleksi diri. Seringkali kita serupa Petrus, maunya serba indah dan nyaman saja. Tidak mau tahu bahwa situasi seperti itu tidak terjadi begitu saja. Harus diupayakan, bahkan jika perlu mengorbankan ego pribadi. Berat memang. Namun Allah tidak akan pernah meninggalkan umat yang dikasihiNya (Rm 8:31b). Di tengah rutinitas dan berbagai kendala yang ada, mari buka hati dan pikiran untuk mendengarkan suara Tuhan dan mematuhiNya (Mrk 9:7). Ketaatan pada Allah memampukan kita menjadi manusia baru dan menjadi saksi atas keselamatan yang telah diberikan. (ET) WARTA AMBROSIUS 3

ww WARTA UTAMA Sudahkah Aku Memutuskan Pilihan untuk Tetap SETIA Oleh: Romo Rafael Yohanes Kristianto Pr. “Di mana imanku? Bahkan jauh di dalam hatiku tidak ada apa-apa selain kekosongan. Jika [memang] ada Tuhan — tolong ampuni aku.” I tu merupakan ungkapan Ibu Teresa sejenak setelah pelajarannya di tempat kumuh di Kalkuta dimulai. “Buat apa aku berkarya? Jika tidak ada Tuhan, [maka] tidak bisa ada jiwa. Jika tidak ada jiwa maka, Yesus, Engkau juga tidak benar [‘tidak ada’]. Aku diberitahu bahwa Tuhan hidup di dalam aku - namun realitas dari kegelapan, kedinginan dan kekosongan begitu dalam sehingga tidak ada apapun yang menyentuh jiwaku. Aku ingin Tuhan dengan semua kekuatan jiwaku - namun di antara kita ada keterpisahan yang mengerikan.” Itulah beberapa kisah yang dialami oleh Santa Teresa dari Kalkuta dalam buku “Come be My Light” yang berisi kumpulan surat yang ditulis Santa Teresa selama 66 tahun dalam pergumulan batinnya yang seolah-olah menjalani dua dunia. Satu dunia tentang kasih, damai dan kemuliaan. Dunia yang lain yaitu tentang perasaan gersang dimana Sang Kuasa telah pergi. Itulah gambaran kegelapan dalam iman (Dark Night of the Soul) yang dialami oleh seorang Ibu Teresa dari Kalkuta, yang sudah dikanonisasi menjadi Santa pada September 2016 yang lalu oleh Paus Fransiskus. Ternyata 4 WARTA AMBROSIUS kisah hidup orang suci dibalik layar begitu mencekam, bahkan sampai mempertanyakan eksistensi Tuhan Sang Pemberi Kehidupan. Maka tidak heran jika kita sebagai manusia biasa dan penuh keterbatasan seringkali jatuh ke dalam pencobaan. Namun di balik kisah Santa Teresa dari Kalkuta, saya mengajak Anda untuk menimba apa yang dilakukan oleh Santa Teresa dalam pergumulan imannya itu, yaitu ia tetap setia kepada Tuhan dalam doa-doanya –kepada Sang Pemberi Harapan itu – dan tetap setia melakukan karya kasih kepada mereka yang miskin dan tersingkir, kendati tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Itulah yang membedakan kita dengan orang suci, yaitu PILIHAN untuk tetap SETIA kepada Tuhan. Di saat itulah manusia mengalami taraf spiritual yang tinggi. Yesus pun ketika dicobai di padang gurun tetap mengutamakan pilihan-Nya untuk tetap setia pada kehendak Bapa. Yesus tidak membiarkan Diri-Nya untuk (godaan-godaan) yang terlena yang tidak pada populer pilihan menawarkan lain hal yang lebih menarik, tetapi Ia tetap setia pada pilihan dibandingkan dengan godaan yang ditawarkan iblis (kuasa,

WARTA UTAMA harta, dan kesombongan/ pengakuan diri). Pilihan untuk tetap setia kepada Tuhan adalah satu langkah menuju pada pertobatan sejati. Pertobatan berarti perubahan sikap menjadi lebih baik dan bergantung/ berpasrah pada Tuhan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan hati dan pikiran yang membawa diri semakin dekat dengan Tuhan, dan kepada sesama yang ditampakkan lewat perbuatan. Surga adalah tempat Allah tinggal. Ke sana semua orang beriman yang bertobat, percaya dan setia akan dibawa. Jalan menuju ke Kerajaan Allah (surga) ini adalah jalan hidup yang benar, baik, setia dan pertobatan terusmenerus. Banyak orang lebih mengandalkan pikiran dan perbuatannya dalam menjalani masa Prapaskah atau masa berpikir bahwa dengan berbuat baik dan berderma, pertobatan sudah terjadi. Akhirnya, mereka merasa tidak perlu lagi pergi mengaku dosa atau merayakan Sakramen Tobat. adalah satu kekeliruan kecil yang berdampak besar. Derma dan kebaikan yang sudah dilakukannya tidak salah, tetapi ada satu sisi terpenting yang diabaikan dalam perbuatan tersebut, yaitu HATI. Ada pepatah mengatakan, “Kepala yang penuh pengetahuan tidak akan lebih hebat daripada hati yang penuh iman.” Pikiran dan kebaikan akan membawa kita ke depan pintu surga, tetapi hati yang bersih akan membawa kita memasuki pintu surga. Apakah kita hanya mau sampai ke pintu surga saja? Pertobatan yang sejati juga melibatkan hati manusia sebagai pusat hidup manusia. Maka ketika manusia mau melakukan pertobatan yang sejati haruslah melakukannya dengan sepenuh hati. Bertobat merupakan sikap batin yang diilhami oleh Roh Kudus untuk menata hidup berbalik dari hidup yang buruk ke hidup yang lebih baik. Dalam pertobatan ada proses yang rela untuk menelanjangi diri sendiri. Menepis jujur tanpa rasa malu, topeng gengsi, harga diri masuk ke pengadilan hati nurani yang kepura-puraan. Pertobatan datang dari Allah. Yesus ingin kita hidup jujur tanpa kepalsuan, menampilkan diri apa adanya hingga akhirnya kita dapat menikmati Kerajaan Allah itu. Dalam memulai masa Prapaskah ini kita diajak untuk berani membuka hati kita kepada Allah, membuka segala tirai kepalsuan yang selama setahun ini kita simpan baik-baik. Kesombongan, iri hati, dengki, malas, cuek, mementingkan diri sendiri, pertikaian, keserakahan, dan lain sebagainya yang membuat kita tertutup akan Kabar Gembira Allah. Sebagai orang yang sudah dibebaskan dari belenggu dosa melalui pertobatan, atau sebagai orang yang telah merdeka (dari dosa) dan dilimpahi rahmat Allah, marilah kita juga meneladan, atau paling tidak mengikuti jejak Kristus yang setia. Bagaimana kita bisa berlatih terus-menerus untuk setia? tobat ini. Mereka Ini Salah satu jawabannya dapat kita temukan dalam Surat Pertama Rasul Petrus, yaitu dengan terus-menerus mengasah suara hati (1Ptr 3:21). Suara hati kita selalu menyerukan kepada kita untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan untuk menghindari apa yang jahat. Supaya hati nurani kita semakin peka, menurut St. Petrus, tidak cukup dibentuk dengan usaha manusia, tetapi mesti dimohonkan rahmat Allah. Oleh karena itu, selain mohon kepada Tuhan agar kita dapat mengalami dan merasakan kasih setia Allah yang tanpa batas, marilah kita juga mohon rahmat Allah agar hati nurani kita semakin peka dalam membedakan mana yang benar – mana yang salah, mana yang baik – mana yang jahat. Dengan bimbingan hati nurani itu yang dipenuhi rahmat Allah, kita semua dimampukan untuk mengendalikan diri sehingga tidak mudah jatuh ke dalam dosa sekaligus semakin digerakkan untuk lebih banyak lagi berbuat baik dalam tindakan sehari-hari kita. Di situlah kita bersaksi menjadi anak-anak Allah yang merdeka dari belenggu dosa. Karena itu, mari pada masa Prapaskah ini kita membangun tobat, berbagi buah pertolongan lewat berbuat melakukan kebaikan, pelayanan serta berderma, dan menerima sesama dengan sukacita dan damai. Semoga pertobatan yang kita lakukan ini menghasilkan buah yang berlimpah-limpah sehingga orang lain juga dapat merasakan buah itu. (WAB) WARTA AMBROSIUS 5

SETAHUN SUDAH MENJADI PAROKI SETELAH SETAHUN MENJADI PAROKI 2 KALEIDOSKOP 26/2 KALEIDOSKOP 26/2-2017 s/d 2018 1 GEREJA KATOLIK SANTO AMBROSIUS PAROKI VILLA MELATI MAS ERAVAAN EKARISTI VILLA MELATI MAS, BLOK 0-6 No. 26, SERPONG UARA, TELP. 021-5386423 TANGERANG SELAN 15323  SABTU MINGGU MISA HARIAN SENIN s/d SABTU JUMAT PERTAMA : Pk. 19:30 : : PK. 17:00 PK. 08:00 : PK. 06:00 13 12 1) Menjadi Paroki Mandiri, 26 Feb 2017 2) Pelatihan-pelatihan 3) Pelantikan Dewan Paroki Pleno, 8 Jun 2017 4) Retret Pengurus Lingkungan, Tim Bidang dan OMK 5) Misa & Kunjungan DPH ke Lingkungan 6) Peluncuran Gemati, 24 Okt 2017 7) Satu Tahun Pesta Nama St. Ambrosius, 13 Des 2017 11 10 9 PK. 17:00 6 WARTA AMBROSIUS

3 4 14 5 8) Lomba Profil Lingkungan, 18 Des 2017 9) Pemberkatan Goa Maria Bunda Pemersatu, 31 Des 2017 10) Membuka Tahun Persatuan, 7 Jan 2018 11) Penetapan Logo Paroki Baru, 14 Jan 2018 12) Penyambutan Romo Rafael Y. Kristianto Pr, 20 Jan 2018 13) Jadwal Baru Misa Kudus Gereja St. Ambrosius, 24 Feb 2018 14) Pengakuan Dosa di Lingkungan. 6 7 8 WARTA AMBROSIUS 7

WARTA UTAMA “Narsis” Juara Satu Festival Green Christmas Fotobooth 2018 KAJ M enjelang ultah Paroki Villa Melati Mas (VMM) yang pertama, kita mendapat kabar yang dari KAJ dilaksanakan melalui berupa sebagai pemenang terbaik pertama pembuatan Penghargaan kecil yang besar makna Penghargaan yang kita terima tentunya menjadi kebanggaan. Untuk itu bolehlah “narsis” sedikit atas prestasi yang diterima oleh Gereja St. Ambrosius. Padahal penghargaan itu tidak sehebat penghargaan Academy Award sebagai film/video terbaik atau sebesar penghargaan “Kalpataru” sebagai prestasi lingkungan hidup. Namun penghargaan itu sangat besar artinya karena menjadi potret Paroki seberapa jauh umatnya mampu bekerjasama dengan seluruh elemen Gereja dan peduli terhadap lingkungan. Apabila melihat kriteria dalam Festival Green Christmas Fotobooth, semula Komsos pesimis terhadap Karena Gereja persiapan Gereja St. Ambrosius. tidak mempersiapkan apa untuk lomba, sementara 8 WARTA AMBROSIUS sisa waktu pendaftaran tinggal 5 hari. Panitia Natal hanya Bersambung kei hal. 11 apaFestival “Green Christmas Fotobooth Th 2017 Keuskupan Agung Jakarta”. Christmas Fotobooth yang kemudian di upload di youtube. menggembirakan penghargaan dalam Lomba tersebut video berkarya untuk kemeriahan menyambut pesta Natal dan bukan khusus mempersiapkan untuk kompetisi. yang kredibel Sebuah video dokumenter yang lengkap, baik adalah video yang mampu menampilkan gambaran atau terpercaya dan indah atau enak ditonton. Namun, setelah Komsos meneliti kembali dan mempelajari persyaratan dalam pembuatan video lomba, melihat semangat Romo Natalis, dan berkoordinasi dengan DPH Bapak Alex Pariera dan Bapak Effendi serta kesiapan Panitia Natal untuk mengumpulkan data-data maka Tim Komsos mulai optimis terhadap karya Gereja yang telah dilakukan. Kita menang karena tata kelola Gereja yang baik Persyaratan dalam Festival Green Christmas Fotobooth cukup banyak dan harus dipersiapkan kurang lebih 6 bulan apabila ingin menghasilkan suatu karya yang benar dan bagus. Sementara keikutsertaan Paroki VMM dalam festival hanya dipersiapkan 5 hari, namun bisa meraih tempat pertama atau juara pertama. Pertanyaannya mengapa dengan persiapan secepat itu dapat meraih prestasi? Jawabnya sangat simpel, karena persyaratan atau

Releksi Teologis Dogma-dogma Maria (Bagian-2) “DOGMA VIRGINITAS MARIA (KEPERAWANAN MARIA)” Oleh: Herman F. Pangemanan D perumusan dogma oleh Gereja kesempatan ogma keperawanan Maria yang melahirkan Yesus merupakan dogma kedua yang dihasilkan bukan oleh keputusan konsili, melainkan oleh aneka pelbagai di yang dengan jelas menegaskan iman akan keperawanan Maria - Maria’s Virginal Conception of Jesus (Kathleen Coyle, Mary in the Christian Tradition, ibid., hlm. 26). Dasar dari aneka rumusan dogma Gereja itu sebenarnya bertumpu pada dogma utama tentang keesaan Ilahi dari Yesus di dalam Allah, yang dihasilkan konsili awal, yi: Konsili Nicea (325), Konsili Konstantinopel I (381), Konsili Efesus (431), dan Konsili Chalcedon (451). Rumusan-rumusan dogma Gereja menyatu dalam iman yang sama bahwa dengan keilahian dalam Yesus yang Maria melahirkan Yesus atas kuasa Roh Kudus tanpa campur-tangan benih lelaki (Luk. 1: 26-38; Mat. 1: 18-25). Matius dan Lukas memberitakan seluruh proses kelahiran Yesus dari Maria benar-benar tindakan Allah semata karena kemauan Ilahi yang ingin memberi rahmat dan keselamatan bagi manusia lewat Sang Mesias yang berasal dari hakikat-Nya sendiri. secara bulat oleh empat (a) Virginitas ante partum: Paham biblis bahwa Jesus lahir dari Maria oleh kuasa Roh Kudus tanpa peran manusia (benih suami: St. Yosef) benarbenar testimony para pengarang Injil. Testimony biblis itu mengandaikan bahwa keperawanan Maria ada dan berlangsung bahkan sebelum proses kelahiran Yesus. Testimony biblis tentang keperawanan Maria sebelum seluruh proses pelahiran Yesus itu dikenal di kalangan teolog biblis sebagai virginitas ante partum sebelum (keperawanan pelahiran). Artinya Maria diimani perawan sejak sebelum terjadinya pelahiran Yesus dan tetap perawan dalam perkawinannya dengan St. Yosef. Keperawanan Maria secara biologi ini diimani oleh hampir semua teolog (kecuali Tertullianus) maupun umat beriman sejak abad kedua hingga abad ke-18 semata-mata inisiatif Allah (yang rela menjadi Firman nyata dalam kedagingan Yesus), maka konsekuensinya adalah Maria benar-benar Bunda Allah, Sang Theotokos yang membawa kelahiran Sang Ilahi. Dari pengakuan iman ini, maka berkembang pandangan teologis baru di abad-abad pascaempat konsili awal itu, bahwa Maria yang mengandung dan melahirkan Yesus adalah tetap perawan (virgin) dalam seluruh proses itu. Dasar pengakuan iman ini bersumber dari testimony biblis sendiri yang menegaskan bahwa London: Geoffrey Chapman, 1974, (Raymond E. Brown, The Virginal Conception and the Bodily Ressurection of hlm. Jesus, 28). Iman Gereja ini diteguhkan oleh para teolog dan pemikir Gereja yang mendasarkan keperawanan Maria pada testimony dari para pengarang Injil. (b) Virginitas in partu: Literatur-literatur di luar iman Gereja lalu memberi masukan baru, bahwa keutuhan keperawanan Maria berkat inistiatif semata-mata Allah itu harus mengandaikan bahwa keperawanan Maria itu juga terjadi pada saat kelahiran itu sendiri. Mereka dengan ini memperluas dan mempertegas kekuatan makna keperawanan. Dan para teolog lalu menyebut ini IMAN KATOLIK WARTA AMBROSIUS 9

Virginintas in partu - keperawanan saat proses pelahiran (Kathleen Coyle, Mary in the Christian Tradition, ibid., hlm. 28). Wacana iman yang baru ini tampaknya tidak menimbulkan keberatan bagi umat beriman, meskipun hal ini tak ditegaskan dan tak muncul di dalam testimony para pengarang Injil. Karena tidak bertentangan dengan iman Gereja, maka pengertian ini diterima saja oleh umat beriman maupun para teolog sendiri atas dasar keluasan makna keperawanan Maria itu sendiri. (c) Virginitas post partum: Meski pengertian kedua Virginitas in partu di atas dipandang tak bertentangan dengan ajaran iman, toh para Bapa Patristik tidak ingin mencampur-adukkan paham Gereja dengan yang dari luar. Karenanya, Bapabapa Patristik lalu membuat penegasan bahwa Maria tetap perawan di seluruh hidupnya, dengan itu mencakup masa sebelum proses pelahiran, masa pelahiran sendiri, hingga seterusnya sesudah pelahiran itu di masa hidup Maria (Kathleen Coyle, Mary in the Christian Tradition, ibid., hlm. 28). Kaum teolog biblis menyebut ini dogma Virginitas post partum - keperawanan sesudah proses pelahiran. Dengan lahir dan berkembangnya iman yang baru tentang keperawanan Maria yang luas, maka para bapa konsili secara resmi menegaskan hal ini sebagai dogma. Pada Konsili Lateran tahun 649, Bapa-bapa Gereja menyatakan dogma iman atas keperawanan Maria yang mencakup masa sebelum pelahiran, saat pelahiran, dan sesudah pelahiran Yesus (Denzinger Schonmetzer, Enchiridion Symbolorum Definitionum Declarationum 503, dalam buku The Christian Faith, oleh J. Neumer dan J. Dupuis, eds., London: Collins/Liturgical Press, 1983). Paus Paulus IV (1555-1559), ketika diangkat sebagai Paus segera menegaskan lagi dogma keperawanan Maria dari Konsili Lateran dalam Konstitusinya bernama Cum Quorumdam Hominum (7 Agustus 1555). Dan Katekismus dari Konsili Trente ikut menegaskan keperawanan Maria menyeluruh itu (Mark l. Miravalle, Introduction to Mary: The Heart of Marian Doctrine and Devotion, Goleta, CA: Queenship Publishing, 2006, hlm. 58-59). Dan Paus Pius XII juga dengan tegas menyatakan keperawanan Maria menyeluruh itu dalam ensikliknya tentang Tubuh Mistik Kristus tahun 1943, diikuti oleh penegasan sama dari Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium No. 52 dan 57, yang menyebut Bunda Maria sebagai “glorious ever Virgin Mary’ (in Perpetual Virginity). Iman atas keperawanan ini dijelaskan panjang lebar oleh Katekismus Gereja Katolik (No. 484-507: Ende, 1995, hlm. 154-160) Pasca-dogma Virginitas Maria yang bernuansa keperawanan biologis ini, para teolog biblis kini menempuh pemikiran baru yang mulai menekankan unsur keperawanan yang lebih bernuansa kesucian/kekudusan spiritual-moral Sang Bunda sejak awal. Totalitas keperawanan Maria mulai diselami lebih dari sekedar aspek biologis saja melainkan aspek moralitasnya yang giat digeluti dalam dogma modern. (WAB) 10 WARTA AMBROSIUS

Sambungan dari hal. 8 penilaian lomba dapat kita penuhi semua. Ada persyaratan dalam video harus nampak melibatkan semua umat Paroki termasuk Pastur, DPH dan umat. Tentu saja ini hal yang mudah dipenuhi oleh Paroki VMM karena Paroki VMM sudah terbiasa saling bekerjasama dan melibatkan seluruh elemen Gereja. terlibat mulai dari OMK, Lingkungan, Persyaratan lain adalah Tim Bidang, DPH dan Pastur bekerjasama menyelenggarakan Raka. harus melibatkan umat yang peduli dengan lingkungan hidup. Paroki VMM telah konsen pada lingkungan hidup dengan membentuk Tim Lingkungan Hidup di setiap Lingkungan sejak bulan Juni 2017. Ketika Panitia Natal yang terdiri dari 6 Lingkungan (Lingkungan St. Kristoforus, St. Maria, Keluarga Kudus, St. Yudith, St. Gisela, dan St. Yulius) secara otomatis memiliki visi atau lingkungan hidup, sehingga ada lomba tidak, dalam setiap karyanya selalu berorientasi pada kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup. Seperti yang selalu kita lihat dalam dekorasi altar setiap Minggu selalu menggunakan tanaman hidup, demikian juga pada saat dekorasi Natal, lingkungan menjadi pilihan. konsep Sebagai contoh saat Raka (Rapat Karya), semua elemen Gereja Persyaratan yang berat adalah persyaratan dokumen, yaitu semua dokumen. perencanaan hingga terwujudnya fotobooth harus memiliki kegiatan Lagi-lagi media rekam. dari bagi Paroki VMM tidak menjadi masalah karena kebijakan Paroki ada dokumen berupa foto-foto proses dari perencanaan hingga pembangunan fotobooth. Terlebih di tunjang oleh Warta Ambrosius yang selalu rajin mengekspose sehingga bagaikan sebuah telah membiasakan dengan Setidaknya semua kegiatan kegiatan Paroki, perpustakaan yang tingggal memilih dokumen apa yang dibutuhkan. Penghargaan dapat menjadi sebuah dokumen pengakuan atas prestasi yang diciptakan, oleh karenanya Paroki Villa Melati Mas yang telah mendapatkan prestasi selayaknya harus dipertahankan dengan cara terus menjaga tatakelola gereja yang baik sesuai dengan visi misi Gereja, dan terus melakukan tanpa henti sampai terbentuknya habitus tata kelola gerja yang baik. Penghargaan itu merupakan hasil usaha kita dalam membangun tata kelola Gereja secara konsisten dan penuh dengan komitmen yang tinggi. Selamat, ramah ini adalah usaha dan prestasi kita semua. (ETS) WARTA AMBROSIUS 11

GALERI MISA RABU ABU DI GEREJA ST. AMBROSIUS 12 WARTA AMBROSIUS

HARI “RABU ABU” DALAM GEREJA KATOLIK Herman F. Pangemanan H ARI Rabu Abu (Ash Wednesday) biasa disebut Feria Quarta Cinerum dalam ritus Latin. Feria berarti ‘hari peringatan’; quarta = ‘yang keempat’ (hari keempat); cinis/cineris = ‘debu’. Namun tradisi pemberian abu dalam Gereja telah dipraktikkan jauh lebih awal daripada tradisi Hari Rabu Abu sendiri. Tradisi pembubuhan abu di kepala/dahi sebagai tanda pertobatan mulai ditetapkan secara resmi oleh Gereja dalam Konsili Nicea tahun 325 (Nicea kini bagian Turki). Menurut para sejarawan, pemberian abu sebenarnya praktik umum di negeri-negeri Messopotamia hingga Israel. Konsili Nicea mengangkat tradisi itu ke dalam Gereja atas desakan Kaisar Konstantin Agung (306-337) yang menawarkan kebijakan sosio-politik menghadapi kekaisaran Romawi. Dalam Konsili Nicea, para bapa Gereja menetapkan pemberian abu menandai hari-hari puasa-pantang umat yang berlaku selama 40 hari sejak hari biasa (Senin) sesudah Minggu ke-4 Tahun Baru. WARTA PAROKI juga pada anak-anak (bahkan pada non-Katolik bila mengikuti ibadah Rabu Abu). Tradisi Rabu Abu yang jatuh pada bulan Februari/Maret dikenang juga oleh Gereja-gereja Anglikan, Methodist, Jadi, permulaan masa puasa kala itu bukanlah Hari Rabu, melainkan hari biasa sesudah Minggu ke-4 tahun baru. Rujukan biblisnya ialah pada masa 40 hari Yesus di padang-gurun dengan menjalankan doa dan puasa (Mat. 4: 1-11; Mrk. 1: 12-13; Luk. 4: 1-13). Pada tahun 601, Paus Gregorius (kepausan 590-604) mengubah awal hari puasa itu menjadi Hari Rabu sesudah minggu ke-4 dari Tahun Baru. Sejak itu, Rabu Abu dipraktikkan Gereja sebagai permulaan masa-puasa-pantang, yang terus diwariskan hingga kini. Paus Gregorius juga menetapkan, masa puasa (Lenten Season) berlangsung 46 hari, yang terdiri dari 40 hari biasa sebagai hari puasa-pantang, dan 6 Hari Minggu di dalam kurun waktu itu sebagai hari non-puasa-pantang. Tradisi ini hingga kini diikuti oleh Gereja yang menghitung Lenten Season seluruhnya 46 hari dengan 40 hari biasa masa puasa-pantang dan 6 Hari Minggunya nonpuasa-pantang. Alasan teologisnya adalah setiap Hari Minggu merupakan Perayaan Penebusan sekaligus hari Kebangkitan Kristus yang karenanya puasa-pantang ditiadakan 6 hari itu. Mengikuti Paus Gregorius, Gereja menetapkan Hari Rabu Abu paling awal jatuh tanggal 4 Februari dan selambat-lambatnya tanggal 10 Maret. Pemberian abu tidak terbatas pada orang dewasa, melainkan Presbyterian, dan Lutheran sebagai awal puasa gerejani mereka. (Gereja-gereja Ortodoks Timur menandai pemberian abu bukan pada Hari Rabu, melainkan pada hari biasa sesudah minggu ke-4 tahun baru). Pemberian abu pada Rabu Abu hingga abad ke10 ialah dengan menaburkannya berbentuk tanda salib pada ubun-ubun kaum beriman, termasuk pada imam dan uskup. Namun sejak abad ke-10, muncul kebiasaan kaum-wanita mengenakan penutup kepala dalam perayaan-perayaan gerejani termasuk Misa. Gereja lalu menyesuaikan diri dengan menggoreskan abu pada dahi kaum wanita. Di Abad Pertengahan (Abad ke-12/13), Gereja mewajibkan kaum klergi menandai kaulkaul kebiaraan mereka dengan menggundulkan bagian-tengah-kepala, yang disebut ‘Tonsura’ (lambang tapa-tobat pada tiga kaul: kemiskinan, kemurnian/selibat, dan ketaatan). Dengan adanya ‘Tonsura’, pemberian abu kepada kaum klergi dilaksanakan dengan menaburkanya di ‘Tonsura’. Karena itulah, kaum klergi zaman dulu berkepala gundul di ubun-ubun karena adanya kewajiban ‘Tonsura’. Dalam perkembangan, Gereja menyederhanakan pemberian abu dengan goresan abu bertandasalib pada dahi kaum wanita maupun pria, tapi kaum klergi tetap menerimanya di ‘Tonsura’. Oleh Paus Paulus ke-VI, kewajiban Tonsura kaum klergi dihapus lewat motu proprio Ministeria Quaedam pada 15 Augustus 1972. Sejak itu, pemberian abu kepada kaum klergi dengan membubuhi/mengoles abu pada dahi sebagaimana kaum beriman lainnya. Pemberian abu disertai kutiban Kejadian 3: 19b (‘Sebab engkau debu dan akan kembali menjadi debu’). Rumusan Latinnya adalah Memento, homo, quia pulvis es, et in pulverem reverteris: “Ingatlah, manusia, engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.” Namun tahun 1969, Gereja merevisi ritus Romawi dan mengganti/memberi (alternatif) rumusan penerimaan abu dengan merujuk Injil Markus 1: 15. Dengan itu, pemberian abu mendapat rumusan baru: “Bertobat, dan percayalah pada Injil.” (WAB) WARTA AMBROSIUS 13

WARTA PAROKI PENGAKUAN DOSA DI LINGKUNGAN D i masa Prapaskah 2018 ini umat Paroki VMM boleh bersyukur karena kedua Romo kita di tengah jadwalnya yang sangat padat mau berkunjung langsung ke seluruh Lingkungan untuk “jemput bola” memberikan sakramen pertobatan. Pengakuan dosa menjelang Natal dan Paskah yang selama ini diadakan di Gereja “hanya” dihadiri sekitar 130-150 orang umat, inilah yang menjadi pendorong utama DPH menjalankan program ini. Dalam rangka pengembangan iman umat Paroki, peran para Pengurus Lingkungan untuk mensosialisasikan pengakuan dosa di Lingkungan sangat diharapkan agar umat yang bisa merasakan rahmat Sakramen Pertobatan (rahmat dan kekayaan Katolik yang luar biasa) lebih banyak lagi jumlahnya. Berandai bila diadakan di Gereja dengan hadirnya 500 umat diperlukan waktu sekitar 42 jam. Dengan dua Romo yang kita miliki bila dibagi 3 hari pelayanan memerlukan waktu 7 jam pelayanan setiap harinya. Setiap penambahan 100 umat perlu tambahan waktu 8.5 jam. Jumlah 500 umat berbanding 6300 umat di Paroki masih sangat minim. Benar bisa disiasati dengan 14 WARTA AMBROSIUS menambah Romo tapi kita tahu bahwa mencari Romo pada Masa Advent dan Pra Paskah cukup sulit, karena hampir semua Gereja masih menggunakan pola pengakuan dosa di Gereja. Dengan adanya pengakuan dosa di Lingkungan ini, jumlah umat akan mencapai angka yang fantastis dan tidak akan mampu dicapai bila diadakan di Gereja. Pengakuan dosa bisa dilakukan dimana saja seperti di rumah sakit bagi yang sedang sakit atau di rumah bagi yang terhalang kondisi untuk ke ruang pengakuan di Gereja. Semangat Inkarnatoris Yesus yang turun ke dunia diwujudnyatakan oleh Romo sebagai gembala yang turun langsung ke lingkungan menyapa dombanya melalui pelayanan Sakramen Pertobatan ini. Pengakuan dosa di seluruh Lingkungan di Paroki VMM sudah berlangsung sejak tanggal 6 Februari hingga 23 Maret 2018. Mari bersama kita wujudkan gerakan pengembangan iman di Paroki VMM dengan mengajak umat membuka hati dan pikiran serta mendorong umat untuk menerima rahmat Sakramen Pertobatan agar kita semua layak merayakan Paskah. (EFF)

TRADISI IMLEK BAGI ORANG KATOLIK (Diedit seperlunya dari tulisan Romo Vikjen, Samuel Pangestu Pr.) WARTA PAROKI T ahun baru Imlek merupakan perayaan terpenting bagi orang Tionghoa. Perayaan tahun baru lmlek sejatinya adalah perayaan untuk menyambut pergantian musim yakni dari musim dingin menuju ke musim semi. Musim semi identik dengan kehidupan karena selama musim dingin hampir semua kehidupan di alam mati, kini pada musim semi kehidupan itu dimulai kembali. Dengan merayakan Imlek, maka orang Tionghoa sejatinya merayakan kehidupan. Mereka juga pada akhirnya merayakan penghormatan kepada Sang Pemberi Hidup. Kehidupan baru selalu dipenuhi dengan sukacita. Kehidupan baru bagi orang Tionghoa berarti memiliki pengharapan baru. Pengharapan yang senantiasa dimohonkan adalah kebahagiaan, kesejahteraan, rejeki dan kesehatan. Secara garis besar tradisi yang dilakukan orang Tionghoa dalam merayakan Imlek antara lain: 1. Membersihkan rumah menjelang perayaan lmlek. 2. Melakukan ritual sembahyang /berdoa kepada leluhur pada hari sebelum perayaan Imlek. 3. Makan malam bersama seluruh keluarga pada malam menjelang perayaan lmlek, atau ada pula sebagian orang Tionghoa memilih melakukan Chia chay atau tidak menyantap makanan yang berjiwa (daging dll), yaitu suatu cara membersihkan diri dalam rangka menyambut tahun baru lmlek . 4. Bersembahyang di Klenteng /Vihara pada pagi hari perayaan Imlek. 5. Setelah beribadah, mereka tak lupa berbagi angpao atau sedekah kepada orang miskin/ papa yang datang ke Klenteng/Vihara tersebut. 6. Pada hari kedua Tahun baru Imlek biasanya mereka mengunjungi sanak-saudara, sahabat, handai taulan dan tetangga terdekat. Merayakan Imlek sebagai Orang Katolik Perayaan Imlek memiliki makna yang mendalam yakni sebuah perayaan akan kehidupan yang mencerminkan keagungan Allah sang Pencipta, dan keluhuran hidup serta martabat manusia dan alam ciptaan. Kita merayakan tahun baru Imlek dalam terang iman Gereja Katolik. Sebelum merayakan Imlek, orang Tionghoa melakukan ritual pembersihan rumah, agar rumah menjadi bersih sehingga nyaman untuk berkumpul bersama keluarga. Praktek ini hendaknya diberi makna lebih dalam oleh umat Kristiani yakni tidak hanya sekedar agar rumah nyaman untuk didiami namun juga nyaman untuk menjadi tempat kediaman Allah. Tempat kediaman yang nyaman bagi Allah di sini adalah batin manusia. Hal praktis yang dapat dilakukan adalah berdoa bersama keluarga untuk mengucap syukur atas pemeliharaan Tuhan sepanjang tahun, dilanjutkan pemercikan rumah dengan air suci yang dapat dilakukan oleh bapak keluarga (atau imam untuk pemberkatan rumah). Keluarga Tionghoa mengungkapkan kegembiraannya dengan berkumpul bersama keluarga untuk makan bersama. Alangkah baiknya sebagai orang Katolik perayaan makan bersama ini diawali dengan doa dan mendengarkan Sabda Tuhan. Terlebih lagi pada hari pertama tahun yang baru, kita datang dan memohon kepada Allah agar menyertai kehidupan sepanjang tahun yang baru ini dalam perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi menjadi puncak perayaan kegembiraan dan syukur atas tahun baru Imlek. yang sangat indah dimana manusia menyandarkan hidup mereka hanya kepada Allah. Tradisi pay chia dan angpao hal itu masih dapat dilakukan. Pay chia menunjukkan tanda hormat bakti anak kepada orang tua. Maka pay chia dapat dilakukan dan sangat sesuai dengan ajaran Kristiani. Tradisi memberikan hongbao pun dapat dijalankan oleh orang Tionghoa yang telah percaya kepada Kristus. Prinsip hongbao adalah berbagi kebahagiaan dan rejeki. Oleh karena itu yang perlu ditanamkan adalah bukan besarnya uang yang diberikan, melainkan ketulusan hati untuk memberi kebahagiaan dan berbagi. Alangkah baiknya di dalam angpao tersebut juga orang tua memberikan selipan ayatayat Kitab Suci sehingga dapat menjadi bekal rohani bagi anak-anak mereka. Setelah berbagi hongbao di antara keluarga, sudah selayaknya kita juga berbagi kebahagiaan dan rejeki kepada sesama yang miskin dan menderita atau yang membutuhkan. (EFF) WARTA AMBROSIUS 15 Inilah ungkapan

ANEKA WARTA LINGKUNGAN Lingkungan St. Gisella: SENYUM SUKA CITA MENGAWALI TAHUN 2018 S aat langit mendung di Sabtu sore tanggal 27 Januari 2018, Lingkungan St. Gisella mengawali tahun baru 2018 dengan doa bersama di salah satu rumah warga. Tujuan acara tersebut adalah untuk mempererat persaudaraan dan berkumpul kembali setelah liburan panjang akhir tahun. Setelah doa bersama selesai, Ketua Lingkungan menyampaikan laporan kegiatan dan laporan keuangan tahun lalu. Selain itu, disampaikan juga perkembangan jumlah KK dari 42 KK menjadi 49 KK sampai dengan akhir tahun 2017. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan games/ permainan. Walaupun hujan mulai turun namun warga sangat antusias mengikuti permainan tersebut terutama para lansia dan anak-anak. Kategori permainan dibuat menjadi 3 yaitu untuk kelompok lansia, kelompok dewasa dan anak-anak. Permainan lansia antara lain: Joget Poco-Poco dan menyanyikan lagu Kita Bhinneka Kita Indonesia. Permainan dewasa adalah dansa pasangan dan permainan kata. Untuk permainan anak ada Baby Shark Dance, Menyanyi dan Pukul Pinata. Acara diakhiri dengan foto bersama seluruh warga dihiasi dengan kembang api. Puji Tuhan, acara yang berlangsung sederhana ini dapat membawa senyum suka cita ditengah-tengah warga yang hadir. (eSHa) 16 WARTA AMBROSIUS

Lingkungan St. Leonardus Porto de Mauritio: MAKAN BERSAMA MENYATUKAN UMAT ANEKA WARTA LINGKUNGAN B agi umat Katolik tahun 2018 ini adalah Tahun Persatuan, hendaknya kita berusaha mewujudkannya dalam berbagai tindakan. Umat di Lingkungan Leonardus merasa perlu untuk lebih meningkatkan rasa persatuan dan kebersamaan di Lingkungan. Bermula dari kerinduan kami, mengenang masa-masa dimana setiap kali acara Lingkungan dihadiri oleh banyak umat mulai dari anak-anak hingga lansia. Namun akhir-akhir ini kesempatan bertemu santai mulai jarang dilakukan. Tidak bisa dipungkiri karena banyak sebab, ada yang harus lembur di kantor, ada yang harus mengurus keluarga yang sakit, dan lain-lain. Lewat chat di group wa, akhirnya tercetus usulan untuk makan siang bersama, pada hari libur kerja. Akhirnya pada hari Minggu 20 Januari 2018, tepat pada jam makan siang, beberapa teman datang ke rumah dengan membawa macam-macam menu untuk melengkapi menu yang sudah saya sediakan. Ada yg membawa sambal, ikan asin, sayur asem, baso goreng, tempe goreng dan es buah. Lengkap sudah, menu sederhana yg membangkitkan selera makan kami. Belum lagi acara dimulai, sudah terjadi kehebohan saling mencicipi makanan. Acara dibuka dengan doa makan, kemudian wah.. bisa dibayangkan lezatnya menu diatas. Meski yang hadir hari itu hanya delapan orang, tapi keseruan dan ramainya seperti ada puluhan orang. Sambil makan kamipun ngobrol ringan membahas masalah di Lingkungan dan memberikan beberapa usulan kepada Ibu Kaling. Kami merasa terhibur dan lebih akrab dengan adanya acara santai seperti ini dan berencana mengadakannya secara berkala untuk mempererat rasa persaudaraan antar umat. Kami berharap akan lebih banyak lagi umat yang hadir pada kesempatan selanjutnya. Semoga rasa persatuan di Lingkungan dapat senantiasa terpelihara dengan lebih banyak kesempatan bertemu. (Daisy Veronica) WARTA AMBROSIUS 17

ANEKA WARTA LINGKUNGAN S Baksos Emmaus Journey MERAWAT RUMAH ALLAH DENGAN KASIH ebagai wujud nyata dari pembelajaran buku II “Perjalanan Menuju Hidup Berbuah”, Kelompok Spiritualitas Kitab Suci Emmaus Journey Angkatan 17 Paroki Villa Melati Mas, mengadakan Bakti Sosial (Baksos) di Gereja Santo Ambrosius dengan tema: Merawat Rumah Allah dengan Kasih (Gal 5:22). Perlengkapan kerja seperti: ember, alat pel, sapu, sikat, kain lap, dan sebagainya hingga konsumsi, dikumpulkan dari kemurahan hati para peserta dan Fasilitator. Rencananya setelah selesai baksos, semua perlengkapan kerja tersebut juga akan disumbangkan untuk Gereja. Pada hari Sabtu pagi, tanggal 3 Februari 2018, sekitar 74 peserta dan Fasilitator EJ berkumpul di Gereja. Karena cuaca hujan, acara baru bisa dimulai pada pukul 08.00. Kami mengawali acara dengan menyanyikan lagu Mars EJ dan doa bersama, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Jangan Lelah dengan lirik yang sudah diubah sesuai dengan kegiatan baksos kami: Bersihkan debu yang melekat, bersihkan lantai yang berbercak, bersihkan bangku umat, bersihkan platarannya.... Peserta dibegi dalam beberapa kelompok yang masing-masing mendapat tugas di area tertentu: Altar, tempat duduk koor, bangku dan lorong dalam gereja, balkon, selasar, drop off, tangga gereja, bangku-bangku plastik, dan taman. Dilandasi rasa memiliki dan kecintaan pada Rumah Allah, dengan semangat berkobar-kobar dan suasana kerja yang penuh kekeluargaan, maka lelahpun tidak dirasakan. Setelah bahu membahu bekerja, maka pukul 11.30 WIB semua pekerjaan telah diselesaikan dengan baik dan dilanjutkan dengan makan siang bersama berupa nasi kotak. Ada kepuasan tersendiri melihat Rumah Allah yang sudah bersih dan rapi. Rasanya menjadi suatu kerinduan untuk bisa melihatnya seperti ini setiap hari. Sebagai umat yang bertanggung jawab dan mempunyai rasa memiliki, mari kita terlibat aktif untuk ambil bagian dalam merawat Rumah Allah, Gereja kita, Santo Ambrosius dengan penuh kasih, sehingga menjadi tempat yang sungguh layak bagi-Nya. (Panitia Baksos EJ) 18 WARTA AMBROSIUS

Kelompok Senior Melania (KESMEL) USIA LANJUT YANG BERAHMAT DAN BERDAYA PIKAT B erawal dari 8 orang Opa dan Oma di Lingkungan St. Melania yang menginginkan pertemuan untuk sekedar mwwengobrol, akhirnya terbentuklah kelompok Lansia di tahun 2014 yang kemudian disebut sebagai Kelompok Senior Melania (KESMEL). Pada tahun 2017 bergabunglah beberapa Opa & Oma dari Lingkungan lain hingga berjumlah 13 orang. Suasana bertambah semangat dan akrab. Pertemuan diadakan sebulan sekali pada hari Senin pertama, pukul 10.00 di rumah Opa & Oma secara bergantian. Opa & Oma mengikuti pertemuan dengan sukacita, seperti yang dikatakan oleh Oma Lucia, “Menurut saya KESMEL merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan karena kita bisa bertemu walau hanya sebulan sekali, karena ada renungan dari Bu Lies, cerita dari Pak Benny dan juga dari Bapak dan Ibu yang lain; dilanjutkan dengan makan bersama. Apalagi sekarang jumlah peserta bertambah dari Lingkungan lain yang ikut bergabung. Pokoknya seru deh dan ANEKA WARTA LINGKUNGAN & Oma jadi tahu bahwa HOSS ditetapkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 13 Mei 1992 dan mulai dirayakan pada 11 Februari 1993; setahun setelah Bapa Suci didiagnosa menderita penyakit parkinson di awal tahun 1991. Hari itu dibaktikan sebagai “Hari Khusus” untuk berdoa dan berbagi. Pesta Santa Perawan Maria dari Lourdes dipilih menjadi HOSS karena banyak pejiarah yang disembuhkan. Melalui “Hari Orang Sakit Sedunia”, Opa & Oma diajak untuk merenungkan makna penderitaan manusia, serta menghormati semua orang yang berkarya dalam bidang kesehatan. Dari pertemuan rutin tersebut para Lansia memperoleh banyak manfaat. Opa Lioe mengatakan, “Di KESMEL dapat kenal lebih banyak teman baru dan juga mendapat berbagai pengalaman tentang Gereja.” Opa Tan menambahkan, “Selama mengikuti Paguyuban Lansia KESMEL, saya merasakan banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan bergabung bersama saudara seiman. Kami saling beramah-tamah dan curhat satu sama lain mengenai masalah saya menyukainya sehingga saya tidak pernah melewatkan pertemuan itu “. Kegiatannya santai dan tidak terikat, yang pasti diisi dengan doa bersama, renungan, sharing, diselingi dengan obrolan ringan dan bercanda. Seperti pada pertemuan di bulan Februari ini yang mengambil tema: “Hari Orang Sakit Sedunia”. Para Lansia membahas sejak kapan dan apa alasan Gereja menetapkan Hari Orang Sakit Sedunia (HOSS). Mengapa dipilih tanggal 11 Februari. Dari pertemuan ini, Opa kesehatan, kesunyian hidup di usia senja dan pengalaman-pengalaman lainnya.” Meskipun usia telah senja dan badan telah melemah, namun semangat Opa & Oma terus berkobar untuk semakin beriman, penuh pengharapan dan menyebarkan kasih kepada sesama. “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari” (2 Kor 4:16). (Lies/Yas) WARTA AMBROSIUS 19

ANEKA WARTA LINGKUNGAN Lingkungan St. Angela : PESTA NAMA LINGKUNGAN T ak terasa Lingkungan Santa Angela sudah menginjak usia ke 26 tahun pada 27 Januari 2018. Kami merayakannya pada hari Jumat 26 Januari 2018 di SR 22/18 dengan dihadiri oleh +/- 60 umat. Acara Pesta Nama diisi dengan paduan suara BIA dan Lansia Lingkungan. Para tamu yang hadir pun ikut meramaikan suasana dengan bernyanyi sambil berjoget. Ada juga teka teki sejarah Lingkungan Santa Angela dengan tujuan untuk mengingatkan kembali umat akan sejarah Lingkungannya. Sedikit cerita mengenai sejarah Lingkungan: Lingkungan Santa Angela merupakan pemekaran dari Lingkungan Santa Yovita. Tahun 1991 – 1992, Lingkungan Santa Yovita terbagi menjadi 2 lingkungan yaitu Santa Yovita 1 dan Santa Yovita 2. Lingkungan Santa Yovita 2 inilah yang kemudian berubah namanya menjadi Santa Angela. Dalam perjalanannya selama 26 tahun, Lingkungan kami mengalami pasang surut, jatuh bangun dan bangkit kembali dengan “program dua-dua”-nya Romo Yosef Natalis Kurnianto, Pr yang juga memimpin Misa Syukur Pesta Nama ini (Terimakasih Romo Nat). Dalam homilinya, Romo Nat mengingatkan bahwa setiap umat perlu meneladani sikap Santa Angela terutama dalam hal tekun menuntut ilmu dan menjunjung nila-nilai kependidikan dan juga motto Santa Angela: Serviam (aku mau melayani). Diharapkan umat juga bersukacita melayani Lingkungan dan Gereja. Setelah Misa selesai, acara dilanjutkan dengan pemberian patung Santa Angela yang telah 20 WARTA AMBROSIUS diberkati oleh Romo, untuk diserahkan oleh Ketua Lingkungan saat ini Bpk Octavianus Syamsudin Zen kepada pada Ketua Lingkungan sebelumnya yaitu: Bpk Jose Widyarsa (Ketua Lingkungan Yovita 2 dulu), Bpk Dharma Nursalim (Ketua Lingkungan Santa Angela pertama) dan para Ketua Lingkungan selanjutnya Bpk Arnoldus M.Ruddy Harjanto, Bpk Alex V. E. Pareira, Ibu Yosefa Lina Suharsono, Alm. Bpk Andreas Husin Selamet, Bpk Leonardus Sarwoto, Bpk Johanes Harijanto Thany, Bpk Paulus Bingrianto, Ibu Angelina Erni Chandra dan Alm. Bpk Stefanus Wiwie S. Acara kebersamaan ini ditutup dengan foto bersama, ramah tamah dan makan malam. Makanan yang tersedia, dihidangkan dari dan oleh umat Lingkungan sendiri. Rasanya seperti menyantap hidangan di rumah sendiri. Terima kasih Tuhan atas berkat-Mu untuk Lingkungan kami. (Jeanne Liu)

WARTA AMBROSIUS 21

0 ai Sn srsa veus "area begiu bear h Aah aan dunia ini, sehingga Ia teah mengauniaan AnakNya yang tunggal, supaya sap og yg percaya kepada-Nya tiak bia, meaian beoleh hidup yang eal" Yoanes 3: 16 Adik- adik terkasih selamat memasuki masa prapaskah.!! Ambro mengajak kalian untuk mengisi masa Pra Paskah ini dengan dengan kegiatan - kegiatan yang dapat mempersiapkan hati kita untuk menyambut karya Agung Tuhan lewat pengorbananNya di kayu salib. Adik-adik dapat mengisi setiap kotak di kalender prapaskah ini dengan mewarnai gambar dan kotaknya, serta menuliskan kegiatan yg dilakukan. di kolom yang bergambar ikan, kalian juga dapat menuliskan niat pantang kalian . Setelah itu kirimkan hasil karya kalian ke: Sekretariat Paroki Batas pengiriman sampai dengan tangal: 20 Maret 2018. Karya Terbaik akan diumumkan dan dimuat di Warta Ambro Bulanan edisi 13. bulan Maret 2018 Selamat mempersiapkan Paskah yaa :) 22 WARTA AMBROSIUS

WARTA AMBROSIUS 23

24 WARTA AMBROSIUS

WARTA AMBROSIUS 25

26 WARTA AMBROSIUS

LOGO PAROKI Setelah melalui seleksi dari semua karya yang masuk, selanjutnya Tim Juri Lomba Desain Logo Paroki Villa Melati Mas GEREJA SANTO AMBROSIUS memutuskan Logo dengan Tema Santo Ambrosius menjadi pemenang dan sekaligus ditetapkan sebagai Logo resmi Paroki Villa Melati Mas. Panitia mengucapkan terima kasih kepada semua peserta yang telah berpartisipasi dan mengikut-sertakan hasil karyanya dalam Lomba logo Paroki. Semoga Logo baru selalu memberi tanda semangat bagi Paroki St. Ambrosius. (WAB) Maria Elisabeth Lucynda Lingkungan St. Agustinus Juara Favorit Ambrosius Puguh Hartanto Lingkungan St. Leonardus Juara I PEMASANGAN PAPAN NAMA BARU Penambahan dan Perubahan Jadwal Misa Kudus di Gereja St. Ambrosius mulai tanggal 24 Februari 2018 Tepat setahun sudah kita menjadi Paroki, dan kini kita sudah memiliki dua Romo yang akan melayani jadwal misa pada hari Sabtu dan Minggu. Tentunya dengan bertambahnya jadwal misa tersebut, pelayanan kepada umat Paroki akan lebih baik. Namun tentu saja konsekuensinya jadwal tugas Lingkungan, Petugas Liturgi dan Tim Bidang lainnya akan semakin padat. Yang pasti Gereja kita akan semakin hidup dengan berbagai kegiatan di Paroki. (WAB) WARTA AMBROSIUS 27 INFO

AGENDA KARYA PELAYANAN Bidang Pewartaan • Pemesanan Buku Proil Paroki dapat menghubungi Tim Komsos melalui ibu Tanti di 0811-802-205. Harga: minimal Rp.200.000/eksemplar, selebihnya akan disalurkan untuk Dana Solidaritas Pembangunan Fasilitas Devosional Gereja. • Pendaftaran siswa/i PERSINK Tahun Pelajaran 2018-2019 tingkat SD, SMP dan SMA dapat di depan pintu Gereja setelah misa hari Minggu pagi. • Pertemuan rutin siswa PERSINK bulan Februari 2018 diadakan pada hari Minggu, 25 Februari 2018 pukul 10.00 -11.30 WIB di Aula gereja St. Ambrosius. Bidang Peribadatan • Jalan Salib III dilanjutkan dengan Misa Jumat Pertama akan diadakan pada hari Jumat tanggal 2 Maret 2018 pukul 19.00 WIB. Seluruh umat diundang hadir. • Perubahan jadwal Misa Harian dari pukul 05.45 menjadi pukul 06.00 WIB dimulai pada hari Senin, 26 Februari 2018. • Dalam rangka membangun semangat kaderisasi para pelayan Pastoral Paroki, Sub Tim Bidang Prodiakon membuka penerimaan calon Prodiakon. Mohon partisipasi dan kerjasama para Ketua Lingkungan untuk mengusulkan umat Lingkungan sebagai calon Prodiakon. Surat pemberitahuan dan formulir dapat diambil di kotak Lingkungan masing-masing. Bidang PTIK • Program Gemati: Amplop Gemati periode Februari 2018 dapat dikumpulkan pada misa 25 Februari 2018 pukul 08.00 dan 17.00 WIB. JADWAL SAKRAMEN TOBAT DI LINGKUNGAN Senin Hari Tanggal 26 Februari 2018 Selasa 27 Februari 2018 Rabu Kamis Jumat Sabtu 28 Februari 2018 1 Maret 2018 2 Maret 2018 3 Maret 2018 Jam Koor Lingkungan Lingk. St. Maria de Fatima Paguyuban Lansia blok G, Lingk. St. Kristoforus dan Lingk. St. Gervasius Lingk. St. Anna Lingk. St. Lusia dan Lingk. St. Skolastika Lingk. St. Theresia Lisieux Paguyuban Lansia blok M dan Lingk. St. Regina SABTU, MINGGU (3, 4 MARET 2018) – HARI MINGGU PRAPASKAH III Penata Parkir Penata Umat 3 Mar 17:00 4 Mar 08:00 4 Mar 17:00 Lingk. St. Yulius (Wil.1) Lingk. St. Leonardus (Wil.7) Lingk. St. Matius (Wil.8) Lingk. St. Maria De Fatima (Wil.7) Lingk. St. Lucia (Wil.6) Lingk. St. Ansgarius (Wil.10) Lingk. St. Kornelius (Wil.10) Lingk. St. Felisitas (Wil.9) Lingk. St. Gregorius Agung (Wil.1) Pelayanan Pastoral Gereja Santo Ambrosius – Paroki Villa Melati Mas Jadwal Misa Senin – Sabtu Sabtu : pukul 06.00 : pukul 17.00 Minggu Jumat Pertama WARTA AMBROSIUS : pukul 08.00 dan 17.00 : pukul 19.30 Penata Altar Komentator Lektor Evy Lingk. St. Regina (Wil.6) Rini Ellen Lanny & Devina Maria & Ticha Yulia & Rawati Pemazmur Evelyn Petrus Titiek Pemasangan iklan di Warta Ambrosius dapat menghubungi Tanti Selamet 0811-802-205 PENERBIT: Komsos Paroki Villa Melati Mas. PELINDUNG: Romo Yosef Natalis Kurnianto, Pr. PENANGGUNG JAWAB: Wakil Ketua II Dewan Paroki Harian Gereja St. Ambrosius, Aurelius Effendy, DPH Bidang Pewartaan: Stefanus Kasim Syarifudin, Eren Twin Santoso. PIMPINAN REDAKSI: Ketua Tim Komsos Gereja St. Ambrosius, Andreas Tomson Djaja Burhan. REDAKTUR PELAKSANA: Hetty Atmadja. DEWAN REDAKSI: Aurelius Effendy, Stefanus Kasim Syarifudin, Eren Twin Santoso, Antonius Haris, Hetty Atmadja, Puguh Hartanto, Eugenia Gina. EDITOR: Bambang Triono SW. LAYOUT DESIGN: Gavin Pareira, Irenne, Puguh Hartanto, Bambang Triono RENUNGAN: Angelika Susanti, SW. KONTRIBUTOR: Irenne, Clarentia Budiawan, Mika, Ticha, Elkan, Jonathan, Nita, Rangga, A.Ardian Ardi, Enung Martina, Hans Surjono, Nina Agustina, Julius Saviordi, Elisabeth Repelita K., Felicia Julianty Pribadi. KOORD. . REDAKTUR FOTO: Antonius Haris. FOTOGRAFER: Charles, Franz, Rudy Hariyanto, Yusak Yahya, Bistok, Tommy M, Erichsen, Laurensius Felise, Dandy Rosella, Jefri Lianto, Nathan, Gavin Pareira, Ines, Goldan. IKLAN & MARKETING: Tanti Selamet, Catharina Nancy. WEB: Julius Saviordi, Peter Gozal. MULTIMEDIA: Aloysius Wihartana, Martinus Widjajanto, Hendrik FC, Yos Hartono W, Prayoga. PERCETAKAN: PT. Mitramapan Cemerlang. Redaksi menerima partisipasi umat berupa artikel, berita, atau lainnya. Tulisan dapat dikirimkan ke alamat email: wartaambrosius2017@gmail.com 28 WARTA AMBROSIUS

1 Publizr

Index

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
  22. 22
  23. 23
  24. 24
  25. 25
  26. 26
  27. 27
  28. 28
Home


You need flash player to view this online publication