4

ww WARTA UTAMA Sudahkah Aku Memutuskan Pilihan untuk Tetap SETIA Oleh: Romo Rafael Yohanes Kristianto Pr. “Di mana imanku? Bahkan jauh di dalam hatiku tidak ada apa-apa selain kekosongan. Jika [memang] ada Tuhan — tolong ampuni aku.” I tu merupakan ungkapan Ibu Teresa sejenak setelah pelajarannya di tempat kumuh di Kalkuta dimulai. “Buat apa aku berkarya? Jika tidak ada Tuhan, [maka] tidak bisa ada jiwa. Jika tidak ada jiwa maka, Yesus, Engkau juga tidak benar [‘tidak ada’]. Aku diberitahu bahwa Tuhan hidup di dalam aku - namun realitas dari kegelapan, kedinginan dan kekosongan begitu dalam sehingga tidak ada apapun yang menyentuh jiwaku. Aku ingin Tuhan dengan semua kekuatan jiwaku - namun di antara kita ada keterpisahan yang mengerikan.” Itulah beberapa kisah yang dialami oleh Santa Teresa dari Kalkuta dalam buku “Come be My Light” yang berisi kumpulan surat yang ditulis Santa Teresa selama 66 tahun dalam pergumulan batinnya yang seolah-olah menjalani dua dunia. Satu dunia tentang kasih, damai dan kemuliaan. Dunia yang lain yaitu tentang perasaan gersang dimana Sang Kuasa telah pergi. Itulah gambaran kegelapan dalam iman (Dark Night of the Soul) yang dialami oleh seorang Ibu Teresa dari Kalkuta, yang sudah dikanonisasi menjadi Santa pada September 2016 yang lalu oleh Paus Fransiskus. Ternyata 4 WARTA AMBROSIUS kisah hidup orang suci dibalik layar begitu mencekam, bahkan sampai mempertanyakan eksistensi Tuhan Sang Pemberi Kehidupan. Maka tidak heran jika kita sebagai manusia biasa dan penuh keterbatasan seringkali jatuh ke dalam pencobaan. Namun di balik kisah Santa Teresa dari Kalkuta, saya mengajak Anda untuk menimba apa yang dilakukan oleh Santa Teresa dalam pergumulan imannya itu, yaitu ia tetap setia kepada Tuhan dalam doa-doanya –kepada Sang Pemberi Harapan itu – dan tetap setia melakukan karya kasih kepada mereka yang miskin dan tersingkir, kendati tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Itulah yang membedakan kita dengan orang suci, yaitu PILIHAN untuk tetap SETIA kepada Tuhan. Di saat itulah manusia mengalami taraf spiritual yang tinggi. Yesus pun ketika dicobai di padang gurun tetap mengutamakan pilihan-Nya untuk tetap setia pada kehendak Bapa. Yesus tidak membiarkan Diri-Nya untuk (godaan-godaan) yang terlena yang tidak pada populer pilihan menawarkan lain hal yang lebih menarik, tetapi Ia tetap setia pada pilihan dibandingkan dengan godaan yang ditawarkan iblis (kuasa,

5 Publizr Home


You need flash player to view this online publication