3

G VERNMENT 3 SABTU 27 JUNI 2015 Masyarakat Jangan Mau di ‘PHP’ Oleh Pemda Me Hoa Sebut Program Sosial di Bateng Bermasalah KORAN BABEL -- Anggota DPRD Bangka Tengah (Bateng), Me Hoa meminta Pemerintahan Kabupaten Bateng tidak malu mengakui dana Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan lansia, Beras Miskin (raskin), Dana Hibah (Daba) bersumber dari uang rakyat yang diajukan Pemerintah Pusat/Daerah lalu disahkan oleh DPR/DPRD setiap tahunnya. “Salah satu temuan kami saat rapat Badan Anggaran (Banggar) kemarin, mendapati Petunjuk Teknis (juknis) dari Kementerian Sosial (Kemensos) tidak sinkron dengan data Disosnakertrans Bateng terkait pembagian Raskin dan BLT,” kata Me Hoa kepada KORAN BABEL, Jum’at (26/6). Dampak tidak singkronnya data penduduk miskin, membuat semua bantuan dari pemerintah terkadang tidak tepat sasaran, “Dulu aparatur pemerintah desa/kelurahan terkadang lupa merubah data penduduk miskin yang ada pada BPS. Seharusnya, orang-orang miskin yang menerima bantuan itu sesuai realita di lapangan, bukan data lama,” tandasnya. Melihat kondisi rill ini, ujar Me Hoa, pihaknya banyak mendengar keluhan warga miskin terkait bantuan yang dibagi tidak merata. Me hoa meminta agar SKPD berkaitan dengan bantuan sosial ataupun sejenisnya untuk benar-benar melakukan pendataan, “Sekarang kita ingin menantang Pemerintahan Kabupaten Bateng untuk membuat Peraturan pembagian semua bantuan yang transparan dan terang benderang,” ujarnya. Lanjutnya, antar SKPD seharusnya berkoordinasi sebelum memberikan bantuan ke masyarakat, mulai dari ketua RT/RW dan aparatur desa/kelurahan, “Jangan sampai apa yang diberikan nantinya tidak tepat sasaran sehingga mubazir, bahkan parahnya orang yang dekat-dekat dengan pejabat tertentu saja dapatkan bantuan,” tukasnya. Me Hoa berharap Pemkab Bateng belajar dari Banyuwangi, “Kalau di Banyuwangi itu, APBD sebesar Rp.1,7 triliun saja mereka umumkan melalui spanduk atau baliho raksasa, media elektronik dan cetak bersama dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” katanya. Me Hoa berharap, pemerintah memaksimalkan website Selawang Segantang, “Jangan website dimanfaatkan sebagai penyebarluasan informasi sifatnya pencitraan semata. Seharusnya tidak perlu buang-buang banyak uang menyebarkan informasi lewat website, cukup para ahli dibidangnya saja bertugas mengupdate data seperti RAPBD hingga pengesahan APBD setiap tahun. PNS kita inikan ada, berdayakan mereka,” ungkapnya. “Harusnya pemkab bateng jangan malu sebut dana Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan lansia, Beras Miskin (Raskin), Dana Hibah (Daba) sumbernya dari uang rakyat yang diajukan Pemerintah pusat/daerah lalu disahkan oleh DPR/ DPRD setiap tahunnya,” lanjutnya. Me hoa juga mengimbau kepada masyarakat Bateng untuk jangan mudah percaya dengan hal-hal yang sifatnya Pemberian Harapan Palsu (PHP), “Uang rakyat harus dikembalikan ke rakyat melalui pembangunan ataupun peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) lainnya. Jadi, kalau ada bantuan dari pemerintah silakan diambil, tapi kalau ada intervensi apapun mengenai kekuasaan mendatang tak usah digubris. Jika ada pihak-pihak yang mengancam keselamatan jiwa ataupun ketentraman dalam bersosial, silakan laporkan ke kami selanjutnya akan kami fasilitasi lapor ke polisi untuk memproses orang-orang tersebut. Karena sekarang ini sudah mamasuki tahapan Pilkada Bateng, semuanya berbau politik dan jangan mau di PHP-in,” pungkas Me Hoa. (ron) Tiap Jumat Satpam Bersih-Bersih Pasar KORAN BABEL -- Untuk menjaga lingkungan Pasar Kite Sungailiat agar tetap terjaga kebersihan, Satpam Pasar Kite Sungailiat mengelar kerja bakti, Jumat (26/6) pagi. Kegiatan kerja bakti tersebut merupakan program dari pihak Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UKM Kabupaten Bangka terkait pelaksanaan Jumat bersih dan ditindak lanjuti oleh pihak UPT Pasar Sungailiat dan Satpam Pasar Kita Sungailiat, “Kegiatan kerja bakti ini, kita laksanakan setiap pagi Jumat, dengan mengerahkan semua anggota Satpam Pasar Kite, untuk melakukan kerja bakti di seputaran pasar,” ujar Komandan Pasar Kite Sungailiat Jaya M Tagor Siregar didampingi Wakil Komandan Pasar Kite Sungailiat Magandi SH kepada wartawan di Kantor Satpam Pasar Kite Sungailiat, Jumat (26/6). Menurut Tagor, kegiatan kerja bakti bersih Pasar Kite Sungailiat yang dilaksanakan setiap hari Jumat pagi, bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan pasar dan juga untuk mengajak para pedagang, pengunjung menjaga kebersihan pasar. “Siapa lagi yang akan menjaga kebersihan pasar kita ini, kalau bukan kita sendiri, sehingga dengan kondisi pasar yang bersih, tidak bau, karena banyak sampah, maka kita yang berjualan serta para pengunjung akan senang berjualan dan berbelanja di pasar ini,” ajak Tagor. Selain itu, dirinya juga mengimbau para pedagang, pengunjung untuk mentaati peraturan lalu lintas dengan tidak menerobos rambu lalu lintas dan silakan parkir kendaraan ditempat yang telah disiapkan. “Kita minta pedagang ataupun pembeli tidak menerobos jalan, yang telah dipasang rambu lalu lintas oleh pihak kepolisian karena akan menimbulkan kesemeruatan dan hendaklah parkir kendaraan ditempat yang telah disiapkan,” imbau Tagor. (ian) BNN Provinsi Babel Gelar Peringatan HANI BADAN Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepulauan Bangka Belitung memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) yang jatuh pada tanggal 26 Juni. Acara yang dihadiri oleh para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, seluruh pegawai BNN serta beberapa pejabat penting lainnya ini, digelar di Kantor BNNP kawasan Perkantoran Gubernur Bangka Belitung, Jumat (26/6/2015). Kepala BNNP Kepulauan Bangka Belitung Kombes Setyo Raharjo dalam membacakan sambutan Kepala BNN Pusat Anang Iskandar mengatakan peringatan HANI tahun ini mengambil tema “Lest Develop Our Lives, Our nities, Iden With ur ties out Drugs”, Mari Kita ingkatakan Kualitas Hidup Kita, Masyarakat Kita, Jati Diri Kita, Sehat Tanpa Narkoba. “Peringatan HANI ini merupakan bentuk keprihatinan bangsa-bangsa di dunia terhadap permasalahan narkotika yang belum dapat diselesaikan dan hanya dapat ditahan, sehingga sangat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katan Kombes Setyo. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tahun 2014 mencatat, di seluruh dunia terdapat sekitar 162 sampai dengan 324 juta jiwa orang yang berusia produktif atau berusia 15 tahun sampai 64 tahun mengkomsumsi narkotika, dan kurang lebih 183 orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat mengkonsumsi narkotika. “Dalam konteks nasional, permasalahan narkotika di Indonesia telah memasuki fase darurat. Status kondisi darurat narkotika bukan hanya retorika dan isu belaka melainkan ancaman faktual yang selama ini masih dilihat sebelah mata oleh bangsa Indonesia,” kata Kombes Setyo. Masalah narkotika, tambahnya, tidak akan dapat diselesaikan oleh pemerintah semata, melainkan harus melibatkan seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. “Mari kita tingkatkan kebersamaan dalam perjuangan menyelamatkan dan melindungi bangsa Indonesia dari ancaman kejahatan narkotika,” tukas Kombes Setyo. (Adv/to)

4 Publizr Home


You need flash player to view this online publication