9

G VERNMENT 9 JUM’A 24 JULI 2015 T Gubernur Desak Perusahaan Tambang Reklamasi Lahan KORAN BABEL -- Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Rustam Effendi mendesak pemegang IUP eksplorasi dan IUPK eksplorasi dan IUP operasi produksi dan IUPK operasi produksi melakukan kegiatan reklamasi secara masif dan terencana. Sehingga mempercepat peningkatan kualitas lingkungan hidup daerah. Upaya tersebut harus segera direalisasikan tahun depan. Dul-Dul dan Fitri ‘Nangkring’ di Rumah Ahok KORAN BABEL -- Saat berkunjung ke kediaman keluarga Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama atau Ahok, di Jalan KA Bujang Desa Lenggang Kecamatan Gantung, ada sesuatu yang menarik. Dua ekor keledai poni tampak di berada di halaman samping dan terkadang terdengar ringkikannya. Rencananya dua keledai tersebut akan menjadi objek wisata baru di Kampung Ahok dan menjadi hewan perdana untuk pembuatan kebun binatang mini (mini zoo). Keledai jantan dan betina dengan tinggi kurang lebih 80 cm, ini diberi nama Dul-Dul dan Fitri. Nama-nama ini sengaja dipilih dikarenakan keledai ini pemberian kerabat pangeran Dubai Uni Emirat Arab, dan kedatangannya ke Pulau Belitung bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah. “Keledai kan salah satu binatang kesayangan Nabi. Terus kebetulan warga kita kan banyak yang belum pernah lihat keledai, jadi kita bawa ke sini. Namanya juga sengaja kita ambil karena datang tepat pas Idul “Silahkan siapa saja boleh datang ke sini melihat Dul-Dul dan Fitri, gratis kok. Cuman mohon maaf kalau untuk sekarang kayaknya belum bisa dinaikin soalnya harus menyesuaikan dengan kondisi di sini.”       nama, Rabu (22/7). Harry yang akrab dipanggil Aban ini mengatakan, Dul-Dul dan Fitri ini sengaja didatangkan dari tempat penangkarannya di Cibubur Jawa Barat untuk menjadi objek wisata baru di Kabupaten Belitung Timur (Beltim). Keledai berumur 2 dan 1,5 tahun ini akan juga dikembang-biakkan dan akan menjadi atraksi wisata bagi wisatawan dan masyarakat yang berkunjung ke kediaman keluarga Ahok. “Mudah-mudahan nantinya keledai-keledai ini akan meramaikan bursa pariwisata kita. Mereka ini kan juga merupakan hewan peliharaan yang butuh dimanja. Para wisatawan dan warga nanti bisa berinteraksi, berfoto, membelai dan mengelus      canda Aban. Aban mempersilahkan siapa pun melihat keledai tersebut, namun untuk saat ini Ia belum memperbolehkan keledai untuk dinaiki, mengingat kondisi mereka yang harus menyesuaikan dengan iklim yang ada di Belitung. “Silahkan siapa saja boleh datang ke sini melihat Dul-Dul dan Fitri, gratis kok. Cuman mohon maaf kalau untuk sekarang kayaknya belum bisa dinaikin soalnya harus menyesuaikan dengan kondisi di   Dihubungi terpisah, Kamis (23/7), Bupati Beltim, Basuri T Purnama berharap hadirnya keledai di kediaman keluarganya akan membuat wisatawan jadi lebih betah berkunjung ke Kabupaten Beltim. “Jadi prinsipnya adalah bagaimana menciptakan terus tempat-tempat, lokasi pariwisata yang dapat membuat wisatawan betah dan membuang waktu di sini. Jangan sampai mereka merasa bosan dan enggan datang kembali karena      Basuri. Ia juga mengatakan sedang mengupayakan agar bisa mendirikan kebun binatang mini di Kabupaten Beltim. Saat ini Ia sedang melobi kepala desa untuk mencarikan tempat bagi kebun binang tersebut. Dana pembangunan untuk kebun binatang tersebut merupakan kerjasama dengan Dubai dan keluarga Basuri. “Di Belitung ini kan banyak hewan-hewan eksotis orisinil, yang bisa kita jadikan koleksi, pelile’an, pelanduk, burung elang khas sini dan lain-lain. Ini bisa padukan dengan koleksi hewan unik seperti keledai, kambing joget dan lain-lain. Nantinya kita akan kerjasama dengan Dubai untuk pembangunan kebun binang ini, jadi bisa meningkatkan     (rel) “Secara khusus kita meminta PT Timah Tbk segera melaksanakan kewajiban mereklamasi areal yang sudah pernah dilaksanakan penambangan. Karena penempatan jaminan reklamasi oleh perusahaan pertambangan tidak menghilangkan kewajiban melak  tegas Gubernur dalam rapat Paripurna Penyampaian Rancangan Kebijakan Umum Perubahan (APBD) dan Rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPAS-P) serta Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan PPAS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2015, di Ruang Paripurna DPRD provinsi, Rabu (22/7). “Secara khusus kita meminta PT Timah Tbk segera melaksanakan kewajiban mereklamasi areal yang sudah pernah dilaksanakan penambangan. Karena penempatan jaminan reklamasi oleh perusahaan pertambangan tidak menghilangkan kewajiban melaksanakan reklamasi.” jut terhadap permasalahan daerah. “Ini dihubungkan dengan program pembangunan daerah (RPJMD) pada tahun 2016. Penyusunan prioritas dilakukan memperhatikan kriteria-kriteria yang berkorelasi. Pencapaian prioritas pembangunan nasional, MDG’S, standar pelayanan minimal pengentasan kemiskinan, penciptaaan lapangan pekerjaan dan  kapnya. Prioritas pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2016, jelas Gubernur, dirumuskan dalam peningkatan manajemen pemerintahan dan aparatur, mengembangkan One Village One Product (OVOP) dan koperasi komoditi. Selain itu penguatan rural urban linkages, peningkatan pendidikan wajib belajar 12 tahun, peningkatan pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan penGubernur juga ingin memantapkan ekonomi dan mensejahterakan masyarakat, pembangunan infrastruktur dan pengelolaan lingkungan hidup serta peningkatan kualitas pelayanan publik. Untuk penyusunan prioritas pembangunan daerah dirumuskan berdasarkan hasil evaluasi lebih lananggulangan kemiskinan. Lebih jauh Gubernur menjelaskan, pemerintah akan terus melaksanakan Program Satam Emas, peningkatan kualitas lingkungan hidup, rehabilitasi lahan kritis dan lahan bekas tambang, pemberdayaan budaya lokal dan destinasi wisata, pengembangan infrastruktur konektivitas antar wilayah. “Program lainnya, melakukan pengembangan wilayah strategis, tertinggal, pesisir dan pulau-pulau kecil dan pengendalian peman   

10 Publizr Home


You need flash player to view this online publication