3

G VERNMENT 3 RABU 17 JUNI 2015 Besok Puasa, Pelajar Libur Sebulan Lebih Edison: Lakukan Kegiatan-Kegiatan Bermanfaat Gandhi: Kita Memberi Toleransi Atas Kebijakan Ini KORAN BABEL-- Libur panjang menanti anak-anak sekolah, mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, sepanjang bulan puasa 1436 Hijiriah berlangsung hingga Hari Raya Idul Fitri usai. Pawai Ta’aruf Sambut Ramadhan KORAN BABEL -- Pemkot Pangkalpinang menggelar Pawai Ta’aruf, menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1436 Hijiriah. Pawai diikuti pelajar se-Kota Pangkalpinang mulai tingkat TK, hingga SMA yang diselanggarakan di Alun-alun Taman Merdeka Kota Pangkalpinang, Selasa (16/6). Para peserta pawai menempuh jarak kurang lebih 5 kilometer, mengitari Kota Pangkalpinang. Mengambil stat di Alun-alun Taman Merdeka (ATM) dan kembali di ATM. Wakil Walikota Pangkalpinang, Muhammad Sopian, dalam sambutannya mengatakan, pawai ta’aruf tersebut selain dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, juga sebagai bagian dari komitmen pemerintah Kota Pangkalpinang untuk menjadikan seluruh program dan kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan pada semua SKPD di lingkungan Pemkot semaksimal mungkin dapat mendukung Visit Pangkalpinang 2015. Diungkapkannya, dalam penentuan awal Ramadhan, sering munculnya perbedaan, namun kata dia, sebagai pemerintah pihaknya memahami perbedaan tersebut. “Meskipun ada perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan, mari timbulkan rasa saling menghargai, saling menguatkan, saling menyempurnakan, serta menghilang“Kepada para peserta didik dan pembina terutama pada lembaga pendidikan serta orang tua, mari kita tanamkan tanggungjawab, dedikasi yang kuat, serta pemahaman yang tepat kepada mereka terkiat dengan cita-cita perjuangan bangsa.” kan rasa saling menyalahkan, saling memvonis sesat bahkan    Sopian. Mantan Camat Rangkui ini mengajak masyarakat untuk menunjukkan syiar Islam, karena menurutnya, syiar Islam adalah perkara yang sangat penting untuk membentuk karekter bangsa yang santun, bangsa yang beradab bahkan bangsa yang mulia sehingga generasi penerus menjadi generasi yang tangguh. “Kepada para peserta didik dan pembina terutama pada lembaga pendidikan serta orang tua, mari kita tanamkan tanggungjawab, dedikasi yang kuat, serta pemahaman yang tepat kepada mereka terkiat dengan cita-cita perjuangan bangsa,” tukasnya. Sementara, di Kabupaten Bangka Wakil Bupati Bangka, Rustamyah melepas 72 regu peserta pawai ta’aruf dalam menyambut Ramadhan 1436 Hijriyah, Selasa, (16/6) di depan halaman Rumah Dinas Bupati Bangka, “Saya atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka mengucapkan se lamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan bagi masyarakat yang menjalankannya,” ungkapnya. “Bagi masyarakat non-muslim yang tidak menjalankan ibadah puasa, mari kita jaga ketentraman dan keamanan masyarakat yang telah telah kondusif selama ini,” ajak Wabup. Ditambahkannya, beliau merasa bangga atas partisipasi masyarakat dari anak-anak TPA (Taman Pendidikan AlQur’an-red), Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas hingga Ibu-ibu Majelis Taklim serta Remaja Masjid se-Kota Sungailiat yang begitu antusias dengan penuh suka cita dan kegembiraan menyambut datangnya bulan puasa Ramadhan dengan keikutsertanya dalam pawai ta’aruf. “Bulan puasa Ramadhan merupakan ajang menempa diri, memperbaiki diri dengan memperbaiki tingkah, perilaku dan sikap semoga kita bisa menjadi insan yang berakhlakul karimah,amiin , Marhaban Ya Ramadhan,” pungkas Wabup. (to/tom) Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Pangkalpinang Edison Taher, Selasa (16/6) kemarin. Libur sekolah terhitung mulai 22 Juni. Sekolah aktif kembali tanggal 27 Juli mendatang, “Siswa pertama libur sehari sebelum puasa, artinya besok (hari ini-red) siswa libur untuk menyambut bulan puasa. Siswa masuk 20 Juni pembagian rapor. Nah libur puasanya dan semester genap mulai 22-11 Juli 2015, tapi tanggal 13-25 Juli libur sekitar hari raya Idul Fitri,” jelas Edison. Libur panjang tersebut, ujar Edison diberikan supaya pelajar bisa khusuk dalam menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Pihkanya juga sudah memberikan surat edaran terkait libur panjang dam masuk sekolah ke masing-masing sekolah di Pangkalpinang. Edison mengimbau kepada seluruh siswa-siswi selama libur panjang ini, terus mengasah dan meningkatkan seluruh materi pelajaran yang telah dipelajari dalam sekolah, terutama mata pelajaran umum yang telah dipelajari. “Selain melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial, kita berharap agar pelajar tetap mengasah atau mengulang kembali seluruh mata pelajaran yang sudah dipelajari. Sehingga waktu libur panjang yang diberikan bisa dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat,” imbuhnya. Sekretaris Komisi I DPRD Kota Pangkalpinang, Depati Muhammad Amir Gandhi, menimpali, memang ditahun ini terjadi waktu bersamaan antara bulan Ramdhan dengan masa libur panjang siswa siswi sekolah. Datangnya bulan Ramadhan, kata dia, sangat dekat dengan masa peralihan kelas dan penerimaan siswa baru dan umum terjadi saat tahun ajar baru memang diselingi dengan masa libur. Lanjut dia, sebagian pihak menganggap kebijakan ini full persoalan ibadah puasa. Namun memang di era otonomi daerah pemerintah daerah diberi kewenangan menentukan kebijakan libur puasa untuk siswa siswi ini. “Pada tataran nilai tertentu kita memberi toleransi atas kebijakan ini. Kita berharap kebijakan ini telah melalui kalkulasi jam belajar siswa yang proporsional sesuai kurikulum nantinya,” ujarnya. Menurut Politisi Partai Persatuan Pembangunan ini, Pemkot melalui Disdik dapat menambah materi pembelajaran bilamana libur panjang ini mengurangi jumlah jam belajar siswa siswi. Selain itu dia berharap sekolah tetap berhubungan dengan siswa siswi dimasa puasa ini. “Banyak kegiatan ekstra yang penuh manfaat yang bisa kita manfaatkan selama Ramadhan ini. Bisa dalam bentuk safari sahur, taraweh bersama, pesantren Ramadhan, pelatihan ibadah, pelatihan bahasa Arab, Inggris, kursus mengaji, dan sebagainya,” imbuhnya. Dengan begitu, lanjut dia, siswa siswi tetap berkomunikasi dengan dunia pendidikan. Sebab salah satu tantangan setelah lama tidak bersentuhan dengan dunia ajar mengajar adalah memulihkan kesadaran pendidikan. “Hal ini berlaku untuk para siswa dan tenaga pendidik juga. Kita sangat berharap melalui momen Ramadhan bulan yang penuh berkah ini kita semua dapat memanfaatkan waktu sebermanfat mungkin terkhusus dunia pendidikan Pangkalpinang,” tandasnya. (to) Derita Radang Tulang, Tifah Tak Hilang Asa Biaya Ratusan Juta untuk Operasi Keluarga Butuh Uluran Tangan Dermawan KORAN BABEL--Tubuhnya kurus, terlihat nampak lunglai. Raut wajah meringis selalu terlihat setiap kali ia mencoba menggerakan lima jari kanan dan kiri tangannya. Hari-harinya kini hanya diisi dengan duduk dan berbaring. Sesekali ia berdiri, rasa sakit pun menderanya, begitu pun saat berbaring, derita menahan sakit sangat jelas kelihatan di wajahnya. Begitulah gambaran sekilas gadis cilik berusia 6 tahun bernama Rasikha Atifah Zahra. Dia nyaris tak mampu untuk bangun apalagi berdiri dan berjalan. Meskipun demikian dengan menahan sakit, Tifah, begitu dia disapa, masih yakin dan tetap semangat untuk sembuh lalu bersekolah. “Tifah mengidap mengidap sakit langka. Rematorit Juenike atau radang tulang. Tubuh anakku semakin hari semakin kurus,” kata Haryanti (34) Ibu Tifah, saat ditemui di rumahnya, di RT 02/Rw 01, Kelurahan Semabung Lama, Kecamatan Urus Surat Tanah Warga Kades Minta Duit Warga Ngadu ke Inspektorat Camat: Pengajuan SP3AT Tidak Dikenakan Biaya KORAN BABEL -- Oknum aparat Desa di Kabupaten Bangka Selatan disinyalir kerap meminta sejumlah uang kepada warga yang mengajukan Surat Pernyataan Pengakuan Atas Tanah (SP3AT). Bahkan, ada oknum Desa secara terang-terangan mematok harga dalam penerbitan SP3AT. Seperti yang dialami warga Kampung Bukit Toboali Basel, Hadi Ismanto. Selasa (16/6) kemarin, Hadi Ismanto kepada wartawan mengeluhkan sikap Pjs Desa Gadung Kecamatan Toboali, yang meminta sejumlah uang saat dirinya mengajukan permohonan surat pernyataan pengakuan atas tanah (SP3AT) ke Desa Gadung. Hadi mengutarakan, kalau dirinya mengurus surat SP3AT milik kerabatnya dengan luas lahan 520 meter persegi yang terletak di JL. AMD Dalam Dusun AMD Desa Gadung, “Lahan ini merupakan lahan warisan orang tua kemudian dibagikan kepada anak-anak atas nama, Rosmala, Ningsih, Mardiati, Iswati, Adistia, dan Choryati Agustina,” ujar Hadi Kepada wartawan, kemarin. Ia menuturkan, sebelumnya pihak aparat desa Gadung sudah mendatangi lokasi dan mengkroscek lahan kerabatnya tersebut. Saat dilakukan pengecekan, aparat desa tidak mempermasalahkan lahan milik kerabatnya itu untuk dibuat surat SP3AT, “Kaur dan Kadus sudah ngecek ke lokasi dan saat dilakukan pengukuran ulang tidak ada masalah, apalagi lahan keluarga saya ini satu hamparan,” terangnya. Keesokan harinya (Selasa-red), Hadi mendatangi kantor Desa Gadung untuk meminta tandatangan Kades Gadung yang kebetulan tengah diisi oleh Pejabat Sementara (PJS), Supiandi. Ia pun membawa berkas-berkas yang dibutuhkan, “Saat ketemu Kades saya kaget, karena Kades minta bayaran sebesar 500 ribu rupiah, tapi kalau nganter berkas ke Kecamatan saya sendiri dikenakan biaya 400 ribu rupiah,” keluhnya. “Karena kades bilang harus bayar, saya minta dibuatkan rincian biaya dan dibuatlah Kades menggunakan tulis tangan, kemudian saya minta rincian biaya yang dibuat Kades itu ditandatangani Kades sekaligus dicap, tapi Kades menolaknya,” ungkap Hadi seraya menyebutkan salah satu isi rincian biaya yang ditulis Kades antara lain biaya juru ukur dan uang untuk Kades. “Saat ketemu Kades saya kaget, karena Kades minta bayaran sebesar 500 ribu rupiah, tapi kalau nganter berkas ke Kecamatan saya sendiri dikenakan biaya 400 ribu rupiah.” “Alasan kades menolak menandatangani, karena kata beliau sebenarnya memang tidak ada biaya tapi dianggap sudah menjadi hal yang biasa,” Kata Hadi menirukan perkataan Kades. Tidak hanya enggan menandatangani keterangan rincian biaya, surat permohonan SP3AT yang sedang diurus Hadi pun tidak mendapat tandatangan dari Kades, karena Hadi menolak memberikan sejumlah uang yang diminta Kades. “Kejadian ini langsung saya laporkan secara resmi ke Inspektorat karena saya anggap ini sudah pungli disertai pemaksaan. Saya berharap kejadian ini mendapat ditindak lanjut oleh kepala daerah serta Camat agar hal demikian tidak terulang lagi apalagi sampai terjadi kepada masyarakat biasa,” harap Hadi yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS) Pemkab Basel tersebut. Sayangnya, sampai berita ini diturunkan harian ini belum berhasil menghubungi PJS Desa Gadung, Supiandi. Sementara Camat Yusvinar mengaku tidak Toboali, ada biaya dalam pembuatan SP3AT, “Masalah SP3AT pembiayaan dan administrasi secara aturan itu tidak diatur, “ kata Yusvinar kepada Harian ini. Ia pun menegaskan, bahwa pihak kecamatan Toboali tidak pernah membuat aturan pembuatan SP3AT dikenakan biaya, “Biasanya cuman berdasarkan keihklasan saja dari pihak pemohon, tapi saya tegaskan tidak wajib dan kami pihak kecamatan tidak pernah menetapkan harga sekian-sekian, apalagi sampai menahan surat pengajuan kalau pemohon sampai tidak bayar, “ tegas Yusvinar. Yusvinar berjanji akan menindaklanjuti keluhan masyrakat yang telah dimintai uang oleh PJS Kades Gadung, “ Kalau benar terjadi demikian tentunya akan kami tegur kades bersangkutan,” tandasnya. (ton) Bukit Intan, Pangkalpinang, Selasa (16/6). Tak hanya itu, kata Yanti, kondisi anaknya semakin hari semakin melemah. Dirinya dan keluarga sangat berharap dapat mengobati gadis cilik yang sempat bersekolah di SDN 54 Pangkalpinang itu. Tifah mengeyam pendidikan di Kelas 1, namun setelah menderita sakit yang ‘memenjarakan’ kesehatannya, hingga sekarang tidak lagi pernah masuk sekolah. “Sempat sekolah sebentar, karena pas sekolah kondisinya belum begitu parah. Tapi saat sakit Tifah tidak pernah lagi masuk. Jadi cuma di rumah saja,” ungkapnya. Berbagi upaya telah ditempuh Yanti untuk kesembuhan anaknya. Janda dua anak ini pun telah berusaha membawa Tifah hingga ke RSCM Jakarta. Namun hingga kini belum ada titik terang kesehatan Tifah. Bahkan, meski seorang diri merawat anak sulungnya itu, dirinya berusaha agar ada kemudahan untuk mencapai kesembuhan. “Saya sendiri yang mengurusnya, ayahnya sudah lama pergi. Kita sudah pisah, jadi mau tidak mau saya dan keluarga yang merawat Tifah tanpa bantuan ayahnya,” ujarnya. Ia mengaku tidak mengetahui sakit yang diderita Tifah darimana awalnya. Namun dirinya beranggapan sakit itu berawal dari kecelakaan yang diderita Tifah beberapa tahun silam. Tifah juga pernah mengidap sakit Tifus, Malaria dan Demam Berdarah. “Mulai dari situ, Tifah sering sakit-sakitan, bahkan pernah tranfusi darah. Dia jatuh pada tahun 2013. Anakku sempat tidak bisa jalan hampir 6 bulan, karena jatuh dari motor,” paparnya. Keluarga hingga sekarang terus mencari jalan untuk kesembuhan Tifah. Menurut Dokter, kata Yanti, anaknya harus dioperasi untuk bisa sembuh. Sebab bila tidak, tubuh gadis cilik itu akan semakin kurus. “Harus operasi tapi kondisi tubuh tidak memungkinkan, biayanya pun harus ratusan juta jika hendak di operasi. Untuk sementara hanya dirawat jalan ke RSCM,” katanya berharap kesembuhan Tifah. “Kami sangat berharap ada yang membantu, karena dana yang dibutuhkan sangat besar, sementara kami tidak mampu untuk operasi anak kami,” harapnya. (to)

4 Publizr Home


You need flash player to view this online publication