2

2 Hukum RABU 1 JULI 2015 Zaili Hilang di Perairan Terubus KORAN BABEL -- Zaili Perahu Ditemukan di Pinggir Pantai serta Polsek Lubuk besar untuk (56) warga Desa Perlang Kecamatan Lubuk Besar, Selasa (30/6) pagi dinyatakan hilang ketika sedang melaut di perairan Desa Terubus Kecamatan Lubuk Besar. Informasi yang didapat KORAN BABEL, hilangnya Zaili diketahui warga pada Selasa (30/6) sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu warga menemukan perahu milik Zaili yang sedang mengapung 300 meter dari bibir pantai. Sebelumnya Zaili memang sering mencari ikan dengan cara menjaring tak jauh dari pinggir pantai. Sekitar pukul 05.00 WIB, Zaili menggunakan perahu untuk menjaring agak jauh ke tengah. Diduga Zaili jatuh dari perahu ketika akan menebar jaring. Lantaran usia yang sudah tua, Zaili kehabisan tenaga dan tenggelam. Warga sekitar Pantai Desa Terubus yang melihat ada perahu mengapung tersebut langsung melapor ke aparat Desa Perlang dan Terubus, selanjutnya langsung dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana, Kesatuan Bangsa dan Politik (BPBKesbangpol) dan Basarnas Provinsi Babel meminta pertolongan mencari keberadaan Zaili. Pejabat Sementara (Pjs) Desa perlang, Haizir membenarkan Zaili adalah warganya yang tinggal di sebuah pondok kebun tak jauh dari Desa Terubus. Semasa hidupnya Zaili selalu berkebun, sedangkan mencariikan adalah hobinya bukan mata pencahariannya. “Kadang sekali-sekali dia nebak cari ikan, kemudian paginya bekebun. Namun, cari ikan bukan profesi beliau, itu hanya hobi dan sesekali saja,” kata Haizir kepada wartawan di Pantai Desa Terubus. Sementara itu, Kepala BPBkesbangpol Bateng, Kaharudin melalui Koordinator Tim Reaksi Cepatnya Pani Hendra Saputra mengaku pihaknya mendapatkan laporan sekitar pukul 08.00 WIB, setelah itu langsung turun ke lokasi. “Pencarian bersama Basarnas Babel dan anggota kepolisian dilakukan hingga pukul 18.00 WIB,” kata Pani. Menurut Pani penyisiran dilakukan pihaknya hingga satu kilometer dari bibir pantai menggunakan dua unit perahu boat. Untuk lokasi penyisiran sendiri dilakukan ke sejumlah wilayah, yakni periaran Perlang, Nadi, Terubus, Kulur Ilir hingga Tanjung Langka Koba. “Untuk arus dan arah anginnya ke barat, atau lebih tepatnya ke arah perairan Kulur serta Koba,” kata Pani. Pani mengungkapkan pihaknya akan lebih mengintensifkan kembali pencarian pada Rabu(1/7) bersama Basarnas mulai dari pagi hingga sore. Pihaknya tidak bisa melanjutkan pencarian karena terkendala penerangan. Sementara itu, Kapolsek Lubuk Besar, Ipda Yandir C Akip seizin Kapolres Bangka Tengah AKBP Roy Ardhya Candra membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya berpartisipasi mencari keberadaan korban tersebut bersama instansi terkait. “Dari pengumpulan data dan keterangan keluarga serta saksi lainnya, kejadian ini murni akibat faktor alam tidak ada unsur kesengajaan apapun. Korban sendiri memang sesekali mencari ikan, namun karena faktor usia sehingga penyebabkannya tenggelam ketika perahunya oleng,” tukas Ipda Yandri.(ron) Waspada Anggur Impor Berformalin KORAN BABEL -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bogor melakukan sidak ke Pasar Ciawi di Bogor. Hasilnya, petugas menemukan anggur impor asal Australia yang diduga mengandung formalin. Sidak dilakukan dengan mengambil beberapa sampel buah berupa anggur dan sawo dari pedagang buah yang berada di Pasar Ciawi. Staf Pelaksana Farmasi dan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Pramesti Puji Lestiani mengatakan setelah pengambilan sample, hasil tes membuktikan jika buah anggur mengandung zat pengawet mayat atau formalin. ”Hasil uji lab sementara diduga positif, buah anggur mengandung formalin. Kemungkinan anggur direndam dalam air formalin, dan anggur kita ketahui berasal dari Australia,” ungkap Pramesti, Senin (30/6/2015). Lanjutnya, selain anggur berformalin, pihaknya juga menemukan beberapa makanan seperti tahu yang mengandung pewarna metanil yellow. Juga ada mie basah, mie glosor, bumbu masak, ikan basah yang mengandung pewarna rodamin b yang biasa digunakan untuk pewarna tekstil. Sementara itu, Kepala Seksi Perlindungan Konsumen Disperindag Kabupaten Bogor, Jaya Sanirin menuturkan pihaknya akan memberikan sanksi kepada para pedagang yang menjual makanan mengandung zat berbahaya.(okz) Polda Metro Gunakan Drone KORAN BABEL -- Polda Metro Jaya berencana menggunakan pesawat tanpa awak atau biasa disebut drone dalam memantau arus lalu lintas saat arus mudik Lebaran 2015. Pemantauan lewat udara dinilai lebih efektif karena bisa mengetahui secara cepat titik rawan kemacetan. “Sekira lima drone rencananya memantau arus mudik lewat udara. Drone kita gunakan untuk pantauan udara, sebab nanti akan sangat macet,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Risyapudin, Selasa (30/6/2015). Menurut Risyapudin, dengan melakukan pantauan lewat udara petugas bisa mengetahui titik mana saja yang rawan kemacetan. Nantinya, pengadaan drone tersebut tidak hanya berasal dari polisi, melainkan kerja sama denga pihak swasta. Menurutnya, kondisi jalan saat arus mudik nanti diperkirakan akan padat dan polisi akan sulit menembus kemacetan tersebut.(okz) SISIR LAUT -- Tim Reaksi Cepat sedang menyisir perairan Desa Kulur Kecamatan Lubuk Besar, Selasa (30/6) untuk mencari Zaili, warga Desa Perlang, yang dinyatakan hilang ketika sedang melaut.(koranbabel/roni) Pegawai Bank Gelapkan Dana Nasabah Rp 29 M KORAN BABEL -- Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri tengah melakukan penyidikan kasus penggelapan dana senilai Rp 29 miliar yang dilakukan seorang karyawan Bank Permata. Direktur Tipideksus Brigjen Pol Victor Edison Simanjuntak menuturkan tindakan penggelapan berupa dana deposito itu dilakukan seorang karyawan berinisial SC, yang menduduki posisi sebagai relation manager. “Ada penggelapan dana, tapi ini tindak pidana perbankan yang dilakukan oleh seorang pegawai Bank Permata. Inisial SC,” jelas Victor di Bareskrim Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (30/6/2015). Victor menjelaskan, modus yang digunakan pelaku yaitu dengan menawarkan dana deposito dengan bunga 10 persen kepada nasabah Bank Permata. SC yang telah ditetapkan menjadi tersangka berhasil menjaring 17 nasabah dan mengumpulkan uang hingga Rp 29 miliar. Perbuatan SC baru diketahui pihak Bank Permata setelah mendapatkan laporan pada 12 Mei 2015 dari seorang nasabah yang ingin mencairkan deposito yang ditawarkan SC. “Tapi setelah ada nasabah yang mau mencairkan danan“Ada penggelapan dana, tapi ini tindak pidana perbankan yang dilakukan oleh seorang pegawai Bank Permata. Inisial SC,” ya sekira tanggal 12 Mei yang lalu, ternyata depositonya tidak terdaftar. Oleh karena itu, pihak Bank Permata mencari siapa yang melakukan atau mendaftarkan itu, kemudian diperoleh data tersangka SC ini,” ujar Victor. Merasa dirugikan, pihak Bank Permata langsung melaporkan kejadian ini ke polisi. Setelah dilakukan penelusuran, tersangka SC ditangkap pada Sabtu 27 Juni 2015 di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. “Setelah ada nasabah merasa ditipu, dia menghilang. Sudah pergi ke Kalimantan, Sulawesi, dan sebagainya. Kemudian, ia berhasil ditangkap Sabtu lalu,” kata Victor. Kasus ini pun masih terus didalami penyidik untuk mengungkap apakah ada tersangka atau pelaku lain dalam tindakan kriminal yang dilakukan SC. “Ya itu kita cari, mungkin ada pihak lain yang terlibat. Kita lihat di administrasinya, kalau ada pihak lain yang terlibat tentu akan kita mintai keterangan,” pungkas Victor. (okz) Polisi Bentuk Tim Anticopet KORAN BABEL -- Antisipasi Arus mudik Hari Raya Idul Fitri, Kepolisian Daerah Metro Jaya akan membentuk tim anticopet untuk menjaga keamanan di saat arus mudik maupun arus balik. “Tidak hanya copet, tapi kejahatan yang meresahkan masyarakat lainnya seperti preman yang memeras warga,” kata Direktur Reserse Kriminal Nantinya, anggota kepolisian yang menangani aksi kejahatan itu akan bergerak (patroli-red), dan menetap pada satu lokasi,” Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (30/6/2015). Krishna menjelaskan, pasukan anticopet tersebut akan ditempatkan di lokasi rawan kejahatan seperti terminal, stasiun, obyek wisata, dan pusat keramaian lainnya. “Nantinya, anggota kepolisian yang menangani aksi kejahatan itu akan bergerak (patroli-red), dan menetap pada satu lokasi,” sambungnya. Menurutnya, polisi tidak efektif jika menggaruk orang nongkrong karena tidak cukup bukti terlibat kejahatan. “Karena nanti dikembalikan setelah dilakukan pendataan, jadi anggota lebih efektif mengawasi langsung di lapangan untuk menangkap tangan,” tandasnya.(okz)

3 Publizr Home


You need flash player to view this online publication