7

BISNIS SELASA 7 JULI 2015 Masyarakat Tebus Perhiasan di Pegadaian Mei-Juni, Omset Pegadaian Pangkalpinang Rp2 Miliar Peredaran Uang Hingga Lebaran Capai Rp125,2 Triliun juta, dibanding tahun lalu ada peningkatan. Kalau tahun lalu sekitar 11 sampai 12 lembar per satu juta,” kata Ronald. Karena itu, BI mengimbau masyarakat untuk melakukan penukaran uang di tempat resmi. Selain bebas biaya, juga dapat terhindar dari uang palsu, “Bahkan diberi souvenir oleh beberapa bank,” ujar Ronald. KORAN BABEL -- Bank Indonesia (BI) memproyeksi peredaran rupiah yang dikeluarkan sejak awal Ramadhan hingga Lebaran 2015 berkisar antara Rp119,1 triliun hingga Rp125,2 triliun. Budaya masyarakat Indonesia yang memberikan tunjangan hari raya (THR) menjadi salah satu alasan meningkatnya peredaran uang. “Proyeksi rupiah yang akan keluar oleh Bank Indonesia dari Rp119,1 triliun sampai Rp125 Triliun dan ini diperkirakan akan kembali ke BI sekitar 1-2 bulan ke depan,’’ kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas, di Jakarta, Senin (6/7). KORAN BABEL -- Jelang    as masyarakat lebih ramai dibanding hari biasanya di kantor Pegadaian, jalan Pegadaian No.13 Pangkalpinang. Asisten Manager Mikro wilayah Pegadaian Bangka, Muhlis mengatakan kebanyakan masyarakat menebus perhiasan yang sebelumnya telah digadaikan sebelum memasuki bulan puasa. “Pada H minus 11, transaksi yang banyak malah yaang menebus dikarenakan masyarakat cenderung membutuhUsai lebaran masyarakat membutuhkan dana lagi, biasanya terjadi kenaikan pada masyarakat yang menggadaikan emas sekitar 10 sampai 15 persen, paling besar kenaikannya bisa 30 persen. kan perhiasan untuk dipakai saat berlebaran nanti. Sebelum puasa ada peningkatan masyarakat yang menggadaikan emas karena dominan membutuhkan modal untuk usaha atau keperluan ajaran (sekolah-red) baru,” ungkapnya. Kepada KORAN BABEL, Senin (6/7) kemarin, Muhlis memperkirakan trend perilaku masyarakat jelang bulan suci bagi umat Muslim ini yakni kecenderung menggadaikan perhiasan jelang memasuki bulan puasa untuk kebutuhan    pan jelang Lebaran masyarakat cenderung menebus kembali perhiasan yang digadaikan. “Usai lebaran masyarakat membutuhkan dana lagi, biasanya terjadi kenaikan pada masyarakat yang menggadaikan emas sekitar 10 sampai 15 persen, paling besar kenaikannya bisa 30 persen,” lanjutnya. Ia mengungkapkan bahwa omset Pegadaian dari tanggal 1-22 Juni 2015 dan 1-22 Mei 2015 terjadi peningkatan transaksi senilai Rp2 miliar yang 85 persen diantaranya berasal dari gadai emas. (Pros.Adv/dhi) Ronald mengatakan, hingga saat ini pecahan yang diminati masyarakat adalah pecahan Rp20 ribu atau 97 persen dari permintaan. BI telah membuka gerai penukaran uang di 81 titik yang tersebar di Indonesia dan bekerjasama dengan 11 Bank. Proyeksi rupiah yang akan keluar oleh Bank Indonesia dari Rp119,1 triliun sampai Rp125 Triliun dan ini diperkirakan akan kembali ke BI sekitar 1-2 bulan ke depan. Selain itu gerai penukaran uang juga bisa ditemui di stasiun kereta api, “Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kita buka gerai-gerai, di tengah masyarakat, hingga di stasiun KA,” ujarnya. Waspada Uang Palsu Kebutuhan uang tunai menjelang Hari Raya Idul Fitri 2015 meningkat 14,7 persen dibanding tahun sebelumnya. Dengan meningkatnya kebutuhan tersebut, peluang kejahatan peredaran uang palsu diprediksi meningkat, “Tahun ini rasio uang palsu di Indonesia sekitar 15 lembar per satu Dia menjelaskan bahwa untuk penukaran uang, BI dan bank lain telah menerapkan sistem yang terintegrasi, di mana setiap masyarakat hanya bisa menukar satu hari sekali, “Pengambilan sistem data penukar, satu penukar tidak bisa menukar lagi pada hari yang sama,” lanjutnya. Cara tersebut, menurut Ronald, untuk menghindari maraknya bisnis penukaran uang di pinggir jalan pada hari-hari menjelang Lebaran, “Karena kalau dia mau membuka bisnis penukaran, tentu butuh jumlah yang banyak, ini yang kami akan cegah,” ujarnya. Untuk mengejar pengedar uang palsu, BI terus melakukan kerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia. Dia juga mengatakan bahwa saat ini untuk mengenali uang palsu, masyarakat sudah mulai sadar dan perlu terus ditingkatkan sosialisasinya, “Kepalsuannya masih mudah dikenali kalau masyarakat kita paham 3 D (dilihat, diraba, diterawang),” tutupnya. (*/okz) Kunjungi Website Kami www.koranbabel.com

8 Publizr Home


You need flash player to view this online publication