7

BISNIS SABTU 4 JULI 2015 Kredit Perbankan 2015 Hanya Tumbuh 13 Persen KORAN BABEL -Indonesia Bank memproyeksikan kredit industri perbankan sepanjang tahun ini hanya akan tumbuh 11%-13%. Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo mengatakan kredit industri perbankan pada tahun ini tidak mencapai target awal yang senilai 15%-17%. “Kami perkirakan tahun ini kredit hanya berkisar 11%13%. Kami masih akan bicarakan di Rapat Dewan Gubernur atau RDG pembahasan pertengahan tahun akan kami sampaikan secara resmi,” ujarnya, Jumat (3/7). Dia berharap pada semessehingga belanja cair ter II, anggaran pemerintah dapat pemerintah dapat meningkat, “Kita harus masuk di semester Kami perkirakan tahun ini kredit hanya berkisar 11%-13%. Kami masih akan bicarakan di Rapat Dewan Gubernur atau RDG pembahasan pertengahan tahun akan kami sampaikan secara resmi. II dulu karena semester satu masih belum baik. Kami harap di semester II, anggaran peemrintah segera DAPAT diturunkan. Kalau anggaran turun itu akan membuat kredit lebih baik,” ujar Agus. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga April 2015, industri perbankan Indonesia telah menyalurkan kredit senilai Rp3.711,57 triliun. Kredit yang diberikan perbankan pada April tersebut hanya tumbuh sebesar 0,86% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni Maret yang mencapai Rp3.679,87 triliun (m-t-m) dan tumbuh sebesar 10,41% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp3.361,35 triliun (y-o-y). Sepanjang tahun ini pula, perbankpenyaluran kredit an hanya naik sedikit sebesar 1,01% (y-t-d) dari posisi pada akhir tahun lalu yang mencapai Rp3.674,3 triliun. Tahun lalu, dari Januari hingga April 2014, kredit perbankan yang disalurkan mencapai Rp3.361,35 triliun atau tumbuh 2,08% (y-t-d) dari posisi Desember 2013 mencapai Rp3.292,87 triliun. (*/bs) Prospek inflasi IHK 2015 Hadapi Tekanan KORAN BABEL – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Babel memperkirakan, prospek inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) di tahun 2015, masih menghadapi potensi tekanan yang cukup tinggi karena berlanjutnya sejumlah risiko yang perlu diwaspadai. Sejumlah faktor risiko yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi di 2015, diantaranya tingkat ketergantungan yang masih tinggi terhadap pasokan dari luar daerah, “Gangguan cuaca pada awal dan akhir tahun yakni musim angin barat dan gelombang laut tinggi serta keterbatasan sarana penunjang distribusi berpotensi menurunkan pasokan dan mengganggu arus distribusi. Faktor ketiga, masih terbatasnya pasokan listrik, dan terakhir rencana kebijakan administered prices sebagai pelaksanaan roadmap bidang energi dan kebijakan lainnya,” lapor Kantor Perwakilan BI Kepulauan Babel, Kamis (2/7). Sementara itu, koordinasi pengendalian inflasi pada bulan Ramadhan dan menjelang hari Raya Idul Fitri difokuskan pada upaya mengantisipasi lonjakan harga melalui kegiatan antara lain melakukan pemantauan harga ke pasar guna menjaga stabilitas harga pangan dan kebutuhan pokok. Juga melakukan sidak ke distributor-distributor besar, memastikan keamanan pasokan bahan pokok, memastikan kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan edukasi pada konsumen serta mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi kebutuhan secukupnya, tidak menimbun bahan makanan pokok dan tidak mengkonsumsi secara berlebihan. “Melakukan kegiatan operasi pasar murah dan raskin sesuai dengan hasil pemantauan perkembangan harga yang dilakukan. Melakukan koordinasi dengan Bulog kabupaten/kota untuk melakukan distribusi cadangan beras, apabila terjadi lonjakan harga. Terbentuknya TPID di seluruh untuk meningkatkan efektivitas pengendalian inflasi di daerah,” tambah laporan tersebut. Mencermati masih tingginya faktor risiko inflasi di 2015, koordinasi pengendalian inflasi akan terus diperkuat dan difokuskan pada pentingnya upaya untuk menurunkan tingkat ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar serta memperlancar distribusi barang. Selain itu, juga dilakukan transparansi informasi perkembangan harga komoditas strategis kepada masyarakat serta pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat. (*/mur) Pentingnya Rencanakan Kebutuhan Lebaran Buat Daftar Belanja Jelang Lebaran Sesuai Kebutuhan KORAN BABEL -- Jelang lebaran, pusat perbelanjaan gencar menawarkan aneka produk makanan dan minuman kemasan dengan harga lebih murah dari hari biasanya. Dosen Ekonomi UBB, Devi Valeriani berbagi tips mengenai cara mengatur keuangan untuk berbelanja kebutuhan Lebaran. masyarakat “Memang jelang Lebaran cenderung konsumtif terutama di hari besar keagamaan. Produsen barang dengan gencar melakukan promo dsikon hadiah ini tentunya sangat menggoda konsumen. Masyarakat harus cermat menentukan keinginan membeli suatu produk belanja yang sesuai kebutuhan bukan keinginan,” ungkapnya kepada KORAN BABEL. Menurutnya di tengah perBerutang bukan perilaku yang baik, sebaiknya memanfaatkan apa yang ada sesuai jumlah kebutuhan berasarkan antisipasi. ekonomian Kepulauan Bangka Belitung yang tengah mengalami penurunan, konsumen akan tetap antusias untuk berbelanja terutama untuk barang makanan seperti daging yang harganya melambung tinggi jelang Ramadhan. “Walau harga daging mahal namun pasti dibeli, konsumen harus antisipasi pengeluaran belanja, takutnya setelah lebaran akan menjadi beban untuk kehidupan sehari-hari. Kegiatan ekonomi saat ini akan menentukan kehidupan di masa yang akan datang. Tentunya lebaran bukan ajang berfoya-foya menghabiskan uang kita karena Dikatakan dengan yang matan bagi kita,” lanjutnya. Sementara dalam kaitanterpenting kita harus memperbaiki kualitas keimanan bukan material,” jelasnya. gaya Devi, cara tradisional berbelanja bijak salah satunya membuat daftar belanja berikut perkiraan harga dan menu apa saja yang akan disajikan saat Lebaran. masyarakat daftar pengeluaran mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR). “Buat list pengeluaran agar terhindar dugaan belanja berlebih. Berbelanja barang sandang seperti pakaian dan sandal, juga beras dilakukan jauh hari sebelum lebaran sehingga harga cenderung normal dan merupakan langkah pengheSelanjutnya, perlu membuat sebelum nya dengan rawan nya kemungkinan produk hampir kadaluarsa yang terpajang di pusat perbelanjaan. Devi menilai bahwa kemungkinan itu sangat kecit karena mendekati lebaran, Badan POM sudah melakukan pengawasan produk makanan dan minuman toko yang tanggal kadaluarsanya di ambang batas normal. “Berutang bukan perilaku yang baik, sebaiknya memanfaatkan apa yang ada sesuai jumlah kebutuhan berasarkan antisipasi. Kondisi saat ini ada banyak PHK dan sebagainya mudah-mudahan akan menjadi pemicu untuk lebih hati-hati berbelanja karena agama mengajarkan pola hidup yang sederhana,” tutupnya. (dhi) Tiongkok Dominasi 70 Persen Monazite Dunia sebanyak 50% cadangan tanah jarang dunia berada di China (Tiongkok). Banyaknya tambang ilegal, membuat tanah jarang ikut diselundupkan bersama pasir timah. KORAN BABEL – Meski memiliki sumber mineral ikutan tanah jarang (rare earth) sangat besar, Indonesia ternyata masih kalah jauh dari Tiongkok soal pemanfaatan dan pengelolaannya. Pasir timah dari Kepulauan Babel mengandung pasir monazite sebagai mineral ikutannya. Monazite ini mengandung mineral tanah jarang (rare earth), uranium dan thorium. Hebatnya, sebanyak 50% cadangan tanah jarang dunia berada di China (Tiongkok). Banyaknya tambang ilegal, membuat tanah jarang ikut diselundupkan bersama pasir timah. “Sekarang yang mendominasi ‎itu Tiongkok, monopoli itu ada di Tiongkok,” tutur Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Djarot S Wisnubroto, seperti dilaporkan (3/7). Djarot detik.com, Jumat mengatakan, tak heran industri elektronik berteknologi di Tiongkok berkembang pesat. Karena tanah jarang adalah komponen penting dalam sebuah produk elektronik berteknologi tinggi. Negeri Tirai Bambu itu, saat ini mendominasi 70% potensi tanah jarang di dunia. (*/dc) Kunjungi Website Kami www.koranbabel.com

8 Publizr Home


You need flash player to view this online publication