7

BISNIS RABU 29 JULI 2015 Roti Papan “Mak Leha” Renyah dan Nikmat Bulan Depan Merambah ke Toko Oleh-oleh Kita sempat kualahan bikin orderan untuk Lebaran kemarin, selanjutnya bulan Agustus nih kita mau coba untuk pasarin di toko oleh-oleh. KORAN BABEL -- Kue Roti Papan sebagai kue tradisional Khas Bangka, memiliki tekstur renyah dan rasa yang pas. Perpaduan komposisinya terdiri dari bahan sederhana seperti gandum, gula, kelapa, garam, dan telur. Berdasarkan resep turunan keluarga, Zaleha (55) warga Jalan Kerabut RT 9 RW 3 Kelurahan Jerambah Gantung Kecamatan Gabek, Pangkalpinang, sebagai salah satu pembuat roti papan berlabel “Mak Leha” yang diminati. Pada hari biasa, dalam satu hari Zaleha bisa membuat 11 Kg Roti Papan. Namun dari pengalaman jelang Lebaran tahun ini, Zaleha yang dibantu oleh dua orang pekerjanya mampu memproduksi hingga 200 Kg untuk memenuhi pesanan pelanggan untuk kue Lebaran. Roti Papan yang dibuat oleh Zaleha terdiri dari dua macam, yakni Roti Papan Original berbentuk persigi panjang dan       dari cetakan kue berbentuk bulat. Dalam pembuatannya adonan roti papan isi nanas dicetak satu per satu kemudian dipanaskan dalam oven. “Awalnya kita bikin pesanan untuk keluarga dan tetangga, tapi ternyata tiap dua kali Lebaran banyak yang pesen bahkan sampai dikirim ke Batam. Meskipun bahan-bahannya sederhana tapi kesulitan membuat kue papan pada takaran bahan sehingga perlu ketelitian membuat adonan yang pas dan proses pemanggangan yang sesuai waktu,” tuturnya Kepada KORAN BABEL Selasa, (28/7). Ia pun menjelaskan dalam segi waktu, roti papan original baik dikonsumsi hingga dua bulan, berbeda dengan roti papan isi nanas yang baik dikonsumsi dalam jangka waktu yang lebih singkat sekitar satu bulan. Hal ini mengingat kue kering tradisional Bangka ini tidak menggunakan bahan pengawet. Ditemani dengan putranya, Iskandar yang sehari-hari membantu memasarkan hasil produksi roti papan, hingga saat ini pemasaran Roti Papan “Mak Leha” masih melalui handphone dan memanfaatkan jejaring sosial Fan Page Facebook bernama “Mak Leha Roti Papanpastel”. “Kita sempat kualahan bikin orderan untuk Lebaran kemarin, selanjutnya bulan Agustus nih kita mau coba untuk pasarin di toko oleh-oleh,” tambahnya. Produk Roti Papan “Mak Leha” merupakan salah satu UMKM yang dibimbing oleh Disperindag Kota Pangkalpinang. Beberapa Izin telah dikantongi “Mak            dan izin Perizinan Industri Rumah Tangga (PIRT). Hingga saat ini, Roti Papan Original dijual seharga Rp.60.000 per kg, dan Roti Papan Isi Nanas dijual seharga Rp.70.000 per Kg. Bagi pemesan wilayah Pangkalpinang bebas biaya kirim dengan waktu pemesanan minimal selama dua hari sebelumnya. Nikmati Roti Papan sebagai cemilan pas pendamping minum kopi dan teh bersama keluarga. Pemesanan dapat menghubungi nomor 0813.7338.8826 dan pin BBM ke 751B47FA. (dhi) Bazar 15 PokJa RSBT Kejar Akreditasi Versi 2012 KORAN BABEL -- Sebagai usaha untuk mendapatkan akreditasi versi 2012 yang ditargetkan pada level Paripurna, Rumah Sakit Bhakti Timah melaksanakan Bazar 15 PokJa (Kelompok Kerja) Selasa (28/7) yang diikuti oleh seluruh insan karyawan RSBT selama 12 hari mulai 28 Juli18 Agustus 2015. Bazar PokJa terdiri dari 15 stand berisikan materi mengenai Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit (SKP), Hak Pasien dan Keluarga (HPK), Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP), Millenium Development Goal’s (MDG’s), Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK), Asesmen Pasien (AP), Pelayanan Pasien (PP), Pelayanan Anestesi dan bedah (PAB), Manajemen Penggunaan Obat (MPO), Manajemen Komunikasi dan    dan Pendidikan Staff (KPS), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Tata Kelola, Kepemimpian dan Pengarahan (TKP), Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MPK). Ketua Tim Akreditasi    takan bahwa akreditasi versi 2012 bertujuan untuk meningkatkan mutu serta merupakan cara yang efektif untuk mengevaluasi mutu Rumah Sakit, “Akreditasi diatur dalam UU No 44 Tahun 2009, mewajibkalau dulu seolah-olah dokter posisinya sebagai centre dan pasien sebagai objek, maka versi 2012 kebalikannya pasien kita kelilingi kita fokus ngobatin makanya disebutkan 18 hak pasien kewajiban harus dipenuhi. kan Rumah Sakit menjalankan akreditasi. Proses akreditasi versi 2012 ini dirancang untuk membudayakan keselamatan dan budaya mutu salah satu contohnya budaya cuci tangan sesuai WHO, budaya komunikasi efektif, dan budaya SPO dan panduan,” jelasnya. Apabila dibandingkan dengan akreditasi tahun 2007, usaha akreditasi versi 2012 sangat berbeda. Akreditasi 2007 menitikberatkan pada sistem penilaian pada dokumen sedangkan akreditasi versi 2012 sistem penilaian bukan hanya pada dokumen tapi juga interpretasi. “Ada perubahan paradigma pada akreditasi versi 2012 yakni menulis apa yang dikerjakan dan mengerjakan apa yang ditulis, kalau dulu seolah-olah dokter posisinya sebagai centre dan pasien sebagai objek, maka versi 2012 kebalikannya pasien kita kelilingi kita fokus ngobatin makanya disebutkan 18 hak pasien kewajiban harus dipenuhi. Peningkatan mutu rumah sakit bukan sema   jelas Direktur RSBT, Dr, Adi Sucipto. Kepada KORAN BABEL, Dr. Adi menjelaskan usaha mendapatkan akreditasi versi 2012 telah dilakukan RSBT selama dua tahun, beberapa usaha perbaikan dibidang fasilitas harus dipenuhi RSBT untuk mendapatkan target Paripurna yang diinginkan yakni fasilitas yang standard internasional secara umum diantaranya seperti tempat sampah medis dan sampah non medis, sarana untuk mencuci tangan, dan pemadam kebakaran. Setidaknya bagi pemenuhan fasilitas ini membutuhkan dana senilai Rp3 miliar rupiah. “Bulan September ada tim penilai dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KAR) datang untuk survei simbulasi selanjutnya bulan Desember akan ditentukan apakah rumah sakit layak untuk ujian,” tambahnya. Ia juga menjelaskan bahwa seluruh karyawan RSBT wajib mengikuti materi 15 PokJadan mengerjakan tes, “Dari tes ini, kesimpulan semua karyawan menguasai dan mengerti akreditasi rumah sakit sehingga saat penilaian sapa pun (karyawan) tahu dari panitia sampai ke tukang parkir,” tutupnya. (Pros.Adv/dhi) Kunjungi Website Kami www.koranbabel.com

8 Publizr Home


You need flash player to view this online publication