6

Komunitas Pelangi 6 RABU 10 JUNI 2015 Menkes Acungi Jempol untuk Bateng Status RSUD Bangka Tengah Menjadi Kelas C KEHADIRAN Menteri Ke sehatan RI Prof DR dr Nila Djuwita Farid Moeloek SpM (K) ke Bangka Tengah, Selasa (9/6) disambut hangat oleh masyarakat dan pejabat di Lingkungan Pemkab Bangka Tengah. Nila Djuwita Farid Moeloek memberi acungan jempol atas keberhasilan Pemkab Bangka Tengah meningkatkan status RSUD Bangka Tengah menjadi C dan gencarnya upaya penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), komitmen IV A, komitmen PTM dan komitmen Ayo Konseling (AOK) serta upaya menuju Kabupaten Layak Anak (KLA). Bupati Bangka Tengah (Bateng), H Erzaldi Rosman mengucapkan selamat datang kepada Menkes RI, Prof DR dr Nila Djuwita Farid Moeloek SpM (K) di Bumi Selawang Segantang. Pemkab Bateng sangat peduli terhadap pelayanan kesehatan masyarakat dengan melengkapi sarpras kesehatan yakni sebuah RSUD Bateng kelas C sejak 2014 lalu dan delapan Puskesmas tersebar di enam Kecamatan seBateng yang diantaranya telah   “Selain itu, dalam pengembangan sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumberdaya pemerintah pada 9 April 2013 lalu, maka Kabupaten Bateng mendeklarasikan menuju Kabupaten Layak Anak (KLA) berintegrasi dengan program kesehatan melalui beberapa kegiatan yakni Puskesmas Ramah Anak, Rumah Sakit Sayang Bayi dan Ibu, Puskesmas Poned, pemberian makanan tambahan, juga Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Perda Pojok Laktasi,” ung kap Erzaldi saat menyambut Menkes RI di Gedung Serba Guna Bangka Tengah. Erzaldi menambahkan, berbagai indikator kinerja bidang kesehatan sejak tahun 2011 hingga 2015 menunjukan keberhasilan diantaranya angka kematian ibu melahirkan dari 172/100.000 KH (2011), menjadi 105/100.000 KH (2014), angka kematian bayi dari 2011-2015 rata-rata 5/1000 KH, angka kematian balita dari 2011-2015 rata-rata 4/1000 KH. Selanjutnya, untuk angka kematian bayi dan balita, rata-rata disebabkan oleh penyakit bawaan lahir yang angka nya dapat ditekan lagi hingga mencapai penurunan optimal setiap tahunnya. Selain itu, perbaikan gizi masyarakat dapat dilihat dari semakin baiknya keadaan gizi rata-rata anak balita. Angka prevalensi kurang energy protein (KEP) ringan, sedang, berat cenderung menurun dari 0,07 persen (2011) menjadi 0,05 persen (2014) dengan persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100 persen (20112014). “Untuk upaya pemberantasan penyakit menular, diprioritaskan pada pemberantasan penyakit malaria, DBD, diare, HIV/AIDS, TB paru, kusta dan optimalisasi pelaksanaan vaksinasi pada bayi saat ini cakupan rata-rata per antigen sudah diatas 90 persen sejak 2011 hingga 2015 ini,” terang Erzaldi. Erzaldi pun berharap, agar inovasi yang telah dilaksanakan tersebut dapat terus ditingkatkan dan dijadikan motivasi untuk terus berkarya dalam menciptakan inovasi-inovasi terbaru yang bersifat memajukan pembangunan Kabupaten Bateng. “Kita pun berharap dengan kehadiran Bu Menkes RI di Kabupaten Bateng hari ini dapat memotivasi kita semua, khususnya tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat dalam pencapaian hasil pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal (SPM) maupun milenium development goals (MDGS),” tutur Erzaldi. Sementara Menkes RI Prof DR dr Nila Djuwita Farid Moeloek, SpM mengucapkan terima kasih atas sambutan yang diberikan. Kendati Kabupaten Bateng ini, adalah Kabupaten pemekaran yang usianya masih muda, namun dengan upaya luar biasa akhirnya Bateng telah menuju kearah KLA dengan adanya bus sekolah, pemberlakuan jam malam bagi anak sekolah, serta peningkatan kesehatan bagi anak, remaja, ibu hamil dan bayi yang baru lahir. “Selain itu dengan penerapan belajar untuk anak SMP dan SMA yang diberlakukan sampai sore hari, serta menyosialisasikan kepada anak sekolah untuk tidak menggunakan motor ke sekolah dengan tersedianya bus sekolah. Hal ini merupakan terobosan yang positif dalam upaya revolusi mental bagi masyarakat yang patut diacungi jempol dan patut dijadikan uswah bagi daerah lainnya,” kata Nila Djuwita. Nila Djuwita menambahkan sebagai negara yang maju, maka sudah selayaknya bagi anak untuk tidak melakukan pernikahan dini dengan harapan agar dapat memberikan keturunan yang berkualitas. Selain menerapkan program IVA, hendaknya juga harus digalakkan pula deteksi dini kanker payudara. “Kabupaten Bateng pun saya dengar dan pelajari, bahwa selama ini telah gencar menyosialisasikan kepada para remaja di Bateng untuk tidak menikah di usia muda. Dan apa-apa yang sudah dilakukan oleh Bupati Bateng dan jajarannya untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sudah selama ini sudah sangatlah positif, agar masyarakat Bateng ini dapat lebih maju kedepannya. Yakinlah jika kita mempunyai mimpi besar, maka kita harus berusaha mewujudkannya dan yakinlah jika kita bisa,” tukas Nila Djuwita. Hadir dalam kegiatan ini Ketua DPRD Babel dan Ketua DPRD Bateng, Kadinkes Babel, Kadinkes Bateng, Direktur RSUD Bateng, Kepala SKPD Pemkab Bateng, Dandim Bangka, Kapolres Bateng, tokoh agama, perwakilan pelajar dan masyarakat. Juga digelar dialog dan dis kusi interaktif dengan narasumber Menkes didampingi oleh Bupati Bateng dan Kadinkes Babel yang membahas seputar kesehatan. Usai ishoma Menkes dan Bupati Bateng meresmikan status C RSUD Bateng yang tertuang diprasasti, dilanjutkan kunjungan ke poli anak, taman bacaan masyarakat, rawat inap, kegiatan baksos katarak massal dan ditutup dengan penanaman pohon di halaman RSUD Bateng.(adv/ron)

7 Publizr Home


You need flash player to view this online publication